Iran: Barat Lakukan Kesalahan Jika Perundingan Nuklir Buntu
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Juru bicara parlemen Iran Ali Larijani memperingatkan pada hari Jumat (10/7) bahwa Barat akan membuat "kesalahan strategis" jika perundingan nuklir mencapai kebuntuan.
"Jika negosiasi mencapai kebuntuan, Barat telah membuat kesalahan strategis dalam menghadapi fleksibilitas Iran," kata Larijani di depan orang-orang yang menghadiri pawai Hari Quds di Teheran, Jumat (10/7).
Larijani mengatakan strategi sistem Republik Islam dan Pemimpin Tertinggi adalah untuk mengurangi biaya "menahan musuh" dan itulah sebabnya mereka "tidak pernah menutup pintu untuk negosiasi".
Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan pada hari Kamis (9/7) bahwa negara-negara Barat, yakni enam negara adidaya (5+1), telah mengubah posisi mereka terhadap perundingan nuklir dan ini membuat perundingan semakin sulit.
Zarif, Kepala Negosiator Nuklir Iran, mengatakan pihaknya akan menghabiskan akhir pekan dalam negosiasi, setelah tidak mencapai kesepakatan bersama dalam tenggat waktu yang sudah diberikan.
Wakil AS, John Kerry, mengatakan mereka tidak akan bergegas untuk menyimpulkan kesepakatan.
"Kami di sini karena kami percaya kami membuat kemajuan yang nyata," kata Kerry kepada wartawan, Kamis (9/7),seperti dilaporkan BBC.
Namun, ia mengingatkan bahwa "kita tidak akan duduk di meja perundingan untuk selamanya" dan bahwa ia siap untuk 'mengakhiri' pembicaraan nuklir dengan Iran jika 'keputusan sulit' tidak dibuat."
Dia mengatakan, meskipun "taruhannya sangat sangat tinggi, kita tidak akan terburu-buru dan kami tidak akan terburu-buru."
Kegagalan untuk mencapai kesepakatan pada Jumat (10/7) berarti Kongres AS sekarang akan mengambil waktu dua kali lebih lama, yaitu selama 60 hari, untuk memutuskan apakah akan menerima atau menolak kesepakatan akhir, memastikan sanksi-sanksi yang akan diberikan kepada Iran akan dikeluarkan tepat pada waktunya.
Zarif mengatakan pada Kamis (10/7), kelompok 5 + 1 yang terdiri dari AS, Inggris, Rusia, Prancis, Tiongkok, dan Jerman sedang membuat "tuntutan yang berlebihan".
Pihaknya terus berbicara panjang melewati batas waktu yang dikenakan pada 30 Juni lalu untuk mengubah kesepakatan kerangka kerja menjadi komprehensif demi mencapai kesepakatan akhir.
Kelompok enam negara adidaya dan Iran terus membicarakan kesepakatan yang akan memperlambat program nuklir Iran dengan imbalan cabutan sanksi, meskipun laju pencabutan sanksi telah menjadi titik utama yang mencuat dalam pembicaraan tersebut.
Seorang pejabat senior Iran menyesalkan bahwa Iran sekarang merasa pembicaraan itu adalah kesepakatan negosiasi bilateral lima negara karena setiap negara memiliki "garis merah" yang berbeda.
Kelompok 5 + 1 dan Iran masih memiliki pandangan yang berbeda dalam tiga bidang utama - inspeksi situs non-nuklir Iran, keringanan sanksi, dan bagaimana kepatuhan Iran akan diverifikasi.
Iran juga ingin embargo senjata Dewan Keamanan PBB dicabut, suatu hal yag telah dikesampingkan oleh AS. (tehrantimes.com)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...