Iran Didesak Tidak Eksekusi Mati Atlet Gulat Navid Afkari
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Atlet gulat Iran, Navid Afkari, dijatuhi hukuman mati dan hukuman cambuk di Iran, karena keterlibatannya dalam kasi protes terhadap pemerintah yang terjadi pada tahun 2018.
#SaveNavidAfkari dengan cepat menjadi mengundang perhatian orang di media sosial ketika penduduk dan ekspatriat Iran menyerukan pembatalan hukuman. Iran International mengatakan bahwa Afkari dan saudaranya, Vahid, dituduh membunuh seorang agen keamanan Iran.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga menyerukan dan meminta Teheran untuk tidak mengeksekusi pegulat terkenal Iran itu, pada hari Kamis (3/9), seperti pernyataannya dikutip Al Arabiya.
Navid Afkari, 27 tahun, ditangkap setelah dituduh mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah yang meletus di Iran pada 2018. Dia dijatuhi dua hukuman mati, dan hukuman cambuk, karena memprotes, menurut laporan Iran International.
Rekaman audio dari kedua bersaudara tersebut diduga membuat mereka menyangkal tuduhan dan tuduhan tersebut. Navid mengatakan dia berada di sel isolasi selama beberapa pekan dan dibiarkan "tergantung berjam-jam dari langit-langit ruang penyiksaan," kata Iran International.
Trump mengkritik Iran atas hukuman mati itu. Dia mengatakan "satu-satunya tindakan Navid adalah demonstrasi anti pemerintah di jalanan." Presiden AS itu juga mengatakan dia akan “sangat menghargai jika Anda mau mengampuni nyawa pemuda ini, dan mengeksekusinya. Terima kasih."
UN Watch, satu-satunya LSM terakreditasi yang memantau organisasi tersebut, meminta Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, untuk angkat bicara dalam kasus ini.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...