Iran Eksekusi Mati Mantan Wakil Menteri Pertahanan, Alireza Akbari
Inggris, AS, dan Prancis kecam tindakan Iran dan menyebutnya sebagai mengerikan dan barbar.
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Kementerian luar negeri Iran pada hari Sabtu (14/1) memanggil duta besar Inggris untuk Teheran beberapa jam setelah Republik Islam itu mengeksekusi seorang berkewarganegaraan ganda Iran-Inggris karena diduga menjadi mata-mata untuk Inggris, lapor media pemerintah.
Kantor berita pengadilan Iran, Mizan, mengatakan pada hari Sabtu, Alireza Akbari, yang berusia 61 tahun dieksekusi setelah dihukum karena menjadi mata-mata untuk MI6.
Akbari, yang ditangkap pada 2019 dan hukuman matinya diumumkan pada Rabu (11/1), pernah menjabat sebagai wakil menteri pertahanan selama masa jabatan mantan presiden Mohammad Khatami (1997-2005).
Duta Besar Inggris, Simon Shercliff, dipanggil "sebagai tanggapan atas intervensi tidak konvensional Inggris, termasuk dalam keamanan nasional Republik Islam Iran," kata kantor berita negara IRNA.
"Pemerintah Inggris harus dimintai pertanggungjawaban karena membangun komunikasi tidak konvensional yang mengarah pada serangan terhadap keamanan nasional (Iran)," kata seorang pejabat kementerian luar negeri mengutip IRNA.
“Kelanjutan tindakan ilegal dan kriminal semacam itu tidak dapat ditoleransi dengan cara apa pun,” kata pejabat itu, menambahkan bahwa “pemerintah Inggris harus menerima konsekuensi dari tanggung jawab untuk melanjutkan pendekatan yang tidak ortodoks dan intervensionis.”
Inggris mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah menjatuhkan sanksi terhadap Jaksa Agung Iran, Mohammad-Jafar Montazeri, sebagai tanggapan atas eksekusi Akbari. “Memberi sanksi kepadanya hari ini menggarisbawahi rasa muak kami atas eksekusi Alireza Akbari,” tulis Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, di Twitter.
“Jaksa Agung berada di jantung penggunaan hukuman mati oleh Iran. Kami meminta pertanggungjawaban rezim atas pelanggaran HAM yang mengerikan.”
Kecaman oleh AS
Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk London mengatakan pada hari Sabtu bahwa Amerika Serikat mengutuk eksekusi Iran terhadap warga negara Inggris-Iran Alireza Akbari, menggambarkannya sebagai "mengerikan".
“Eksekusi warga Inggris-Iran Alireza Akbari di Iran mengerikan dan memuakkan,” kata Duta Besar Jane Hartley di Twitter. “Amerika Serikat bergabung dengan Inggris dalam mengutuk tindakan biadab ini. Pikiran saya bersama keluarga Alireza.”
Presiden Prancis: Biadab!
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Sabtu mengecam eksekusi Iran terhadap warga negara Iran-Inggris Alireza Akbari, menggambarkannya sebagai "tindakan tercela dan biadab."
“Eksekusi Alireza Akbari adalah tindakan tercela dan biadab. Namanya menambah panjang daftar korban penindasan dan hukuman mati di Iran," tulis Macron di Twitter. “Solidaritas dengan Inggris. Solidaritas dengan rakyat Iran.”
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna memanggil kuasa usaha Iran di Paris atas eksekusi tersebut. (Reuters/AFP/Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...