Iran Eksekusi Warga Sunni Dikhawatirkan Picu Masalah Sektarian
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Seorang ulama Muslim Sunni terkemuka di Iran mengatakan bahwa hukuman mati pada Islamis Sunni pekan lalu di Iran bisa mengobarkan ketegangan sektarian di kawasan Teluk.
Pekan lalu Iran mengeksekusi 20 orang Kurdi penganut Islam Sunni. Mereka dituduh melakukan serangan terhadap pasukan keamanan. Namun berbagai pihak menyebutkan tidak ada pengadilan yang terbuka dan perlindungan bagi hak-hak mereka. Kelompok aktivis hak asasi manusia menduga mereka diadili ataas dasar pengakuan yang dipaksakan.
Sementara pihak Iran mengatakan keputusan itu sebagai upaya dalam mengambil sikap tegas terhadap terorisme yang didukung pihak asing.
Menanggapi hal ini, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad Al Hussein, pada hari Jumat (5/8) mengatakan bahwa tuduhan kriminal itu terlalu luas dan tidak jelas dan telah menyebabkan "ketidakadilan yang serius."
Dan Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan terkejut pada pernyataan badan PBB itu. "Republik Islam Iran selalu mengambil langkah kebijakan yang tegas untuk melawan kelompok teroris yang didukung oleh negara-negara asing," kata juru bicara kementerian itu, Bahram Qasemi, sebagaimana dikutip oleh kantor berita negara, IRNA.
Molavi Abdolhamid, seorang ulama Islam Sunni terkemuka di Iran mengatakan bahwa eksekusi tidak memiliki "dasar pemikiran dan toleransi" pada saat Iran dan seluruh wilayah menderita ekstremisme.
"Keluhan utama kami adalah bahwa situasi sensitif di wilayah kita belum dipertimbangkan dalam eksekusi ini," kata Abdolhamid, yang dianggap sebagai pemimpin spiritual bagi minoritas Islam Sunni Iran, dalam situsnya yang dikutip Reuters.
Iran dan Arab Saudi yang bersaing di kawasan Teluk, saling menuduh mengeksploitasi perbedaan sektarian. Pada bulan Januari, Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Muslim Syiah terkemuka dan memicu kemarahan di Iran, hingga hubungan diplomatik kedua negara terputus.
Menurut kelompok hak asasi manusia, Amnesty International, Iran ternasuk negara yang terbanyak melaksanakan hukuman mati. Setidaknya 977 orang dieksekusi mati selama 2015.
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...