Iran: Penyanyi Rap Dukung Protes, Didakwa “Korupsi di Bumi”
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Seorang rapper Iran yang menyatakan dukungan untuk protes anti rezim didakwa dengan tuduhan "korupsi di bumi" dan dapat menghadapi hukuman mati, otoritas kehakiman mengkonfirmasi itu pada hari Minggu (27/11).
Sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Amerika Serikat mentweet pada hari Sabtu bahwa persidangan Toomaj Salehi telah dimulai "tanpa pengacara pilihannya," dan keluarganya mengatakan "nyawanya dalam risiko serius."
“Sidang belum dimulai tetapi dakwaan terhadap Toomaj Salehi telah disusun dan dikirim kembali” ke pengadilan di Isfahan, kata Assadollah Jafari, kepala kehakiman di provinsi, menurut situs web kehakiman Mizan Online.
Salehi didakwa dengan “korupsi di bumi,” menurut pengadilan, salah satu pelanggaran paling serius di Republik Islam. Dia juga dituduh menyebarkan "kebohongan di internet, propaganda melawan negara, membentuk dan mengelola kelompok ilegal dengan tujuan mengganggu keamanan bekerja sama dengan pemerintah yang memusuhi" Iran, dan menghasut orang untuk melakukan kekerasan.
Pengadilan Iran mengatakan lebih dari 2.000 orang telah didakwa sejak dimulainya protes. Salehi termasuk di antara sejumlah tokoh terkemuka yang ditahan.
Kematian pada 16 September dalam tahanan polisi moral atas Mahsa Amini, 22 tahun, karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat bagi perempuan, memicu demonstrasi nasional.
Pihak berwenang menyebut aksi mereka "kerusuhan" dan mengatakan mereka didorong oleh "musuh" Barat Iran.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengatakan sekitar 14.000 orang telah ditangkap terkait protes tersebut.
Salehi menghilang pada akhir Oktober sebelum muncul dalam sebuah video yang diterbitkan pada 2 November oleh kantor berita negara Iran, IRNA. Video tersebut diklaim menunjukkan gambar pertama Salehi setelah penangkapannya.
Di dalamnya, pria itu berkata: “Saya Toomaj Salehi. Saya bilang saya membuat kesalahan.” Aktivis HAM mengecam rekaman itu sebagai pengakuan paksa.
Penahanannya terjadi tak lama setelah dia mengatakan kepada Canadian Broadcasting Cooperation: "Anda berurusan dengan mafia yang siap membunuh seluruh negara... untuk mempertahankan kekuasaan, uang, dan senjatanya."
Peradilan Iran telah mengkonfirmasi enam hukuman mati atas protes tersebut, dan kelompok hak asasi Amnesti Internasional mengatakan bahwa berdasarkan laporan resmi setidaknya 21 orang yang saat ini diadili didakwa dengan kejahatan yang dapat membuat mereka digantung. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...