Iran Protes Lambatnya Penanganan Korban Tragedi Mina
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Iran telah memanggil duta besar Arab Saudi di Teheran untuk keempat kalinya menyampaikan memprotes atas tragedi Mina. Iran yang mayopritas Islam Syiah menggambarkan Arab Saudi yang merupakan kerajaan dengan mayoritas Islam Sunni melakukan "kesalahan penanganan" ibadah haji.
Hal itu disrbutkan sebagai penyebab, keributan di Mina pada hari Kamis (24/9) yang menyebabkan banyak kematyian, termasuk banyak dari jemaah asal Iran.
Berbicara pada televisi berita berbahasa Inggris, pejabat kementerian luar negeri Iran, Ali Chegini, mengatakan memperingatkan Riyadh terhadap keterlambatan dalam mengidentifikasi korban yang hilang dari jemaah Iran. Juga keterlambatan pemulangan jenazah jemaah Iran yang meninggal dalam bencana itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, seperti dikutip kantor berita resmi, IRNA, mengatakan bahwa keluarga para korban jemaah Iran tidak setuju jika kerabat mereka dikuburkan di tanah Arab Saudi.
Sementara pihak Arab Saudi tragedi itu adalah bencana terburuk dalam ibadah haji sepanjang seperempat abad terakhir.
Korban dari Mesir
Juru Bicara Kabinet Mesir, Hossam El-Qawish, mengatakan bahwa Perdana Menteri, Ismail Sherif, mengirim Menteri Kesehatan Mesir dan Kependudukan, Ahmed Emad El-Din Rady, ke Arab Saudi pada hari Rabu (30/9) untuk bergabung delegasi haji resmi Mesir.
Situs berita Mesir, Al Ahram melaporkan menteri itu bertugas mengintensifkan upayamembantu warga Mesir yang menjadi krban tragedi Mina. Jumlah korban asal Mesir sejauh ini disebutkan 78 orang meninggal, dan 98 orang lainnya belum ditemukan.
Delegasi itu juga untuk memastikan perawatan bagi korban terluka, serta untuk memfasilitasi pemulangan mereka ke Mesir, mengidentifikasi korban meninggal, dan mencari korban yang belum ditemukan.
Rady ddengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Khaled al-Falih, untuk mengkoordinasikan upaya-upaya penyediaan fasilitas medis.
Menurut pihak berwenang Arab Saudi, jumlah korban tewas dalam tragdei Mina mencapai 1.100 orang dan setidaknya 934 terluka. Arab Saudi juga memulai penyelidikan resmi kasus desak-desakan itu dan berjanji untuk meninjau ulang peraturan haji.
Tragedi hari Kamis (24/9) itu terjadi ketika jemaah haji berkumpul di lokasi di Mina, di luar kota Mekkah untuk mengambil bagian dalam ibadah melempar jumrah yang merupakan simbolis merajam iblis dan menandai hari terakhir ibadah haji.
Hampir dua juta jemaah mengambil bagian dalam ibadah itu tahun ini, dengan perkiraan 62.000 orang berasal sari Mesir pada tahun 2015 ini. Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam, harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup oleh setiap Muslim yang mampu.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...