Iran: Proyektil Jarak Pendek Yang Menewaskan Ismail Haniyeh
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan proyektil jarak pendek berada di balik pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan menuduh Amerika Serikat mendukung serangan yang dituduhkan kepada Israel, TV pemerintah melaporkan pada hari Sabtu (3/8).
Pernyataan yang disiarkan televisi, yang menegaskan kembali seruan untuk pembalasan, mengatakan sebuah roket dengan hulu ledak tujuh kilogram (sekitar 15 pon) digunakan untuk menargetkan kediaman pemimpin politik Hamas di ibu kota Teheran pada hari Rabu (31/7), menambahkan bahwa roket itu menyebabkan kerusakan besar. Pernyataan itu tidak menyebutkan rincian lokasi kediaman tersebut.
Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian.
"Tindakan itu dirancang dan dilakukan oleh rezim Zionis dan didukung oleh AS," kata pernyataan IRGC. Pernyataan itu menambahkan bahwa "rezim Zionis yang suka berperang dan teroris akan menerima hukuman berat di waktu, tempat, dan kapasitas yang tepat."
Israel belum mengonfirmasi atau membantah perannya dalam pembunuhan Haniyeh, tetapi Israel sebelumnya berjanji untuk membunuhnya dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Gaza.
Pembunuhan tersebut telah memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas dan konfrontasi langsung antara Israel dan Iran jika Teheran membalas.
Presiden AS, Joe Biden, ditanya pada hari Sabtu (3/8) malam di Wilmington, Delaware apakah menurutnya Iran akan mundur. Ia menjawab: "Saya harap begitu. Saya tidak tahu."
Pada bulan April, Iran meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, yang dikatakan berhasil mencegat 99%. Serangan itu terjadi kurang dari dua pekan setelah dugaan serangan Israel di Suriah menewaskan dua jenderal Iran, dan itu menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel meskipun telah terjadi permusuhan selama beberapa dekade sejak Revolusi Islam negara itu tahun 1979.
Iran tidak mengakui Israel dan mendukung kelompok militan anti-Israel termasuk Hamas dan Hizbullah Lebanon. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...