Iran Tahan Kapal Tanker dan 16 Awak dari Malaysia
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Garda Revolusi Iran menahan sebuah kapal yang diduga menyelundupkan bahan bakar minyak dan menangkap 16 anggota awak Malaysia, media pemerintah melaporkan pada hari Senin (30/12).
Situs web televisi pemerintah, IRIB yang dikutip AFP, mengatakan Garda Revolusi menyita 1,3 juta liter "bahan bakar minyak selundupan" dari kapal yang tidak disebutkan namanya, 15 mil laut dari pulau Abu Musa.
"16 awak kapal yang berkebangsaan Malaysia ditangkap," kata komandan angkatan laut Garda Revolusi untuk wilayah tersebut, Brigadir Jenderal Ali Ozmayi, seperti dikutip televise tersebut.
Pulau Abu Musa adalah satu dari tiga pulau di bagian selatan wilayah Teluk yang berada di bawah kendali Iran, tetapi diklaim oleh Uni Emirat Arab.
"Ini adalah bahan bakar penyelundupan kapal keenam yang disita oleh angkatan laut (Garda)," tambah Ozmayi.
Pada bulan September, Iran menyita sebuah kapal dan menangkap 12 awak Filipina dari sebuah rantai penyelundup yang diduga menyelundupkan bahan bakar di Selat Hormuz, lapor media pemerintah.
Korps Garda Revolusi Iran menahan "kapal tanker asing" di perairan Teluk pada 14 Juli karena diduga menyelundupkan bahan bakar minyak.
Iran juga menyita kapal lain pada 31 Juli dengan tujuh awak asing atas tuduhan penyelundupan bahan bakar, tetapi tidak pernah mengungkapkan identitas kapal atau kebangsaan awaknya.
Ketegangan meningkat di Teluk tahun ini, setelah Amerika Serikat meningkatkan kampanye "tekanan maksimum" yang dinyatakan pada Iran setelah penarikan dari perjanjian nuklir penting pada tahun 2018.
Eskalasi ini membuat kapal-kapal diserang secara misterius, drone dijatuhkan dan kapal tanker minyak disita di Selat Hormuz, tempat untuk sepertiga pelayaran untuk minyak di dunia.
Pada 19 Juli, Garda juga menangkap tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero, karena diduga menabrak kapal nelayan dan melepaskannya dua bulan kemudian.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...