Iran Tutup Surat Kabar, karena Memuat Pernyataan Ahli Tentang Kasus COVID-19
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Iran menutup sebuah surat kabar pada hari Senin (10/8) setelah menerbitkan pernyataan dari seorang ahli yang mengatakan angka resmi tentang kasus virus corona dan kematian di negara itu hanya mencapai lima persen dari jumlah sebenarnya.
Mohammad Reza Sadi, pemimpin redaksi Jahane Sanat, mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA bahwa pihak berwenang menutup korannya, yang mulai diterbitkan pada tahun 2004 dan terutama berfokus pada berita bisnis.
Pada hari Minggu (9/8), harian itu mengutip Mohammad Reza Mahboobfar, seorang ahli epidemiologi yang dikatakan telah bekerja pada kampanye anti virus corona pemerintah, mengatakan jumlah sebenarnya dari kasus dan kematian di Iran bisa 20 kali lipat dari jumlah yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan.
Dia juga mengatakan virus itu terdeteksi di Iran sebulan lebih awal dari 19 Februari, ketika pihak berwenang mengumumkan kasus pertama yang dikonfirmasi. Dia mengatakan mereka menahan pengumuman itu sampai setelah acara peringatan Revolusi Islam 1979 dan pemilihan parlemen awal bulan itu.
"Pemerintah menggunakan kerahasiaan karena alasan politik dan keamanan," katanya, dan hanya memberikan "statistik yang direkayasa" kepada publik.
Dia juga mengkritik upaya pengujian dan memperingatkan wabah baru bulan depan karena universitas mengadakan ujian masuk dan orang-orang menandai hari libur besar Syiah.
Kementerian Kesehatan Iran telah melaporkan total hampir 330.000 kasus dan 18.616 kematian, termasuk 189 kematian dalam 24 jam terakhir.
Pihak berwenang di Iran telah mendapat kecaman keras sejak dimulainya pandemi karena keengganan mereka untuk memberlakukan pembatasan yang terlihat di tempat lain di kawasan itu. Iran adalah rumah bagi wabah paling mematikan di Timur Tengah. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...