IRGC Iran Ancam Uni Eropa Yang Memasukkannya dalam Daftar Organisasi Teroris
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Korps GardaRevolusi Islam Iran (IRGC) pada hari Sabtu (21/1) memperingatkan Uni Eropa agar tidak membuat "kesalahan" dengan mendaftarkannya sebagai kelompok teror, setelah parlemen blok tersebut menyerukan tindakan tersebut.
Anggota Parlemen Eropa memberikan suara pada hari Rabu untuk memasukkan IRGC ke dalam daftar teror oleh blok 27 negara tersebut sehubungan dengan aktivitas terorisnya, penindasan terhadap pengunjuk rasa dan pasokan drone ke Rusia.
Pemungutan suara tidak mengikat tetapi datang dengan menteri luar negeri UE yang akan membahas sanksi pengetatan terhadap Republik Islam pekan depan.
“Jika orang Eropa membuat kesalahan, mereka harus menerima konsekuensinya,” kata kepala IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, menurut situs web Sepah News IRGC, dalam sambutan pertamanya tentang langkah UE.
Uni Eropa “berpikir bahwa dengan pernyataan seperti itu dapat mengguncang pasukan besar ini,” kata Salami. “Kami tidak pernah khawatir tentang ancaman semacam itu atau bahkan menindaknya, karena sebanyak musuh kami memberi kami kesempatan untuk bertindak, kami bertindak lebih kuat,” tambahnya.
IRGC mengawasi sukarelawan pasukan paramiliter Basij, yang telah dikerahkan untuk melawan protes sejak pertengahan September yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, setelah penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian perempuan Iran.
Pihak berwenang di Iran mengatakan ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas dan ribuan ditangkap dalam kerusuhan itu.
IRGC, yang dibentuk tak lama setelah Revolusi Islam 1979, menjawab Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan membanggakan kekuatan darat, laut, dan udara mereka sendiri.
Amerika Serikat telah menempatkan IRGC dan cabang asingnya, Pasukan Quds, dalam daftar “organisasi teroris asing”.
Komentar Salami datang saat dia menerima pembicara parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf, mantan komandan angkatan udara IRGC. "Kami di parlemen siap untuk menangani dengan tegas setiap tindakan yang mencoba untuk merugikan Korps Pengawal Revolusi Islam dan mendistorsi kebenaran," kata Ghalibaf seperti dikutip dari Sepah News. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...