ISIS Diusir dari Hasakeh
HASAKEH, SATUHARAPAN.COM – Setelah satu bulan pertempuran, pejuang Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah akhirnya mampu mengusir kelompok Negara Islam (ISIS) dari kota Suriah timur laut Hasakeh.
Tentara Suriah dan pasukan Kurdi, yang berbagi kontrol kota, telah berjuang sejak 25 Juni hingga mendorong ISIS keluar dari kota yang merupakan ibu kota provinsi Hasakeh.
“ISIS diusir oleh tentara dari Zuhur, distrik terakhir di mana ia berada di Hasakeh, dan pejuang yang telah didorong ke pinggiran selatan kota," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Direktur Rami Abdel Rahman pada Selasa (28/7).
Salah satu komandan Kurdi setempat, yang memiliki nama samaran Lawant Rojava, mengatakan kepada NBC bahwa ISIS sempat meninggalkan "ribuan" ranjau darat yang telah dipasang di desa-desa tetangga.
"Mereka menanam ranjau besar yang mudah meledak sehingga anak laki-laki yang menginjaknya bisa hancur berkeping-keping," kata Rojava.
"Kami membutuhkan bantuan. Kami tidak memiliki teknologi atau teknik untuk meredakan mereka."
Hasakeh, sebuah kota yang dapat ditempuh dengan dua jam perjalanan dari kota Raqqa, telah diserang beberapa kali oleh kelompok militan tetapi serangan pada 25 Juni lalu adalah serangan ISIS yang paling serius.
Observatorium yang berbasis di Inggris mengatakan ISIS telah menggunakan setidaknya 21 bom mobil dan beberapa pelaku bom bunuh diri selama satu bulan pertarungan.
Pasukan ISIS awalnya mengambil alih beberapa kabupaten di bagian selatan kota, kemudian pejuang Kurdi dan pasukan pemerintah melakukan mobilisasi melawan mereka.
Setidaknya 287 pejuang ISIS, di antaranya 26 anak di bawah umur, telah tewas dalam perjuangan untuk merebut Hasakeh dan menyerang koalisi pimpinan AS di luar kota.
Sebanyak 120 tentara pemerintah dan beberapa lusin pasukan Kurdi juga tewas dalam pertempuran itu.
Setidaknya 120.000 orang dari Hasakeh dan desa-desa sekitarnya telah mengungsi akibat pertempuran, menurut PBB.
Selama akhir pekan, Abdel Rahman mengatakan kepada AFP bahwa meskipun Kurdi yang jumlahnya hanya sepertiga dari penduduk kota, namun mereka mengendalikan sebagian besar kota.
"YPG [Unit Perlindungan Rakyat] menguasai 70 persen dari kota Hasakeh, ISIS 10 persen dan rezim 20 persen," kata Abdel Rahman, Sabtu (25/7).
Pasukan Kurdi juga telah merebut kota Sarrin dari pejuang ISIS pada 27 Juli, setelah melalui pertempuran panjang selama satu bulan di daerah itu untuk memotong jalur pasokan mereka.
Observatorium mengatakan bahwa Sarrin digunakan sebagai landasan ISIS untuk melancarkan serangan di kota Kurdi, terletak di utara yang berbatasan dengan Turki. (middleeasteye.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...