ISIS Klaim Bunuh 35 Umat Kristen di Kongo, Bakar Rumah Mereka
DAKAR, SATUHARAPAN.COM-Kelompok Negara Islam (ISIS) telah mengeluarkan pernyataan yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari 35 orang dan melukai puluhan orang di Kongo timur.
Dalam pernyataan itu, yang diposting hari Jumat (10/3) oleh Aamaq, kantor berita militan, dikatakan telah membunuh "Umat Kristen" dengan senjata dan pisau dan menghancurkan properti mereka di desa Mukondi di Provinsi Kivu Utara. Itu juga menerbitkan foto rumah-rumah yang terbakar.
Pengumuman itu muncul setelah pihak berwenang setempat mengkonfirmasi bahwa sedikitnya 45 orang tewas pekan lalu dalam beberapa serangan di desa-desa yang berbeda oleh pemberontak dari Allied Democratic Forces (ADF), sebuah milisi yang terkait dengan ISIS.
Konflik telah membara di Kongo timur selama beberapa dekade karena lebih dari 120 kelompok bersenjata berjuang untuk mendapatkan kekuasaan, pengaruh dan sumber daya, dan beberapa untuk melindungi komunitas mereka. ADF sebagian besar aktif di Provinsi Kivu Utara tetapi baru-baru ini memperluas operasinya ke provinsi tetangga, Ituri, dan ke daerah dekat ibu kota regional, Goma.
Upaya untuk membendung kekerasan terhadap ADF tidak banyak membuahkan hasil. Operasi bersama selama hampir setahun oleh tentara Uganda dan Kongo tidak mencapai hasil yang diharapkan untuk mengalahkan atau secara substansial melemahkan kelompok tersebut, kata sebuah laporan pada bulan Desember oleh panel pakar PBB.
Pemberontak ADF dituduh oleh PBB dan kelompok HAM melukai, memperkosa, dan menculik warga sipil, termasuk anak-anak. Awal bulan ini Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga US$5 juta (setara Rp 75 miliar) untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapan pemimpin kelompok tersebut, Seka Musa Baluku.
Pada hari Kamis, wartawan AP melihat mayat diturunkan ke kuburan massal di Mukondi. Anggota masyarakat menyekop tanah di atas mayat dengan latar belakang rumah yang hancur dan mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup untuk melindungi mereka.
“Seperti yang Anda lihat di Mukondi, selalu sama. ADF, yang selalu bermaksud buruk terhadap orang Kongo,” kata Kolonel Charles Ehuta Omeonga, administrator militer untuk wilayah Beni. “Kami kehilangan banyak saudara kami,” katanya.
Misi penjaga perdamaian PBB di Kongo telah mengutuk pembunuhan tersebut dan mendesak pihak berwenang Kongo untuk menyelidiki dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...