ISIS Menerbitkan Surat Kabar
SATUHARAPAN.COM – Negara Islam Irak dan Suriah telah menerbitkan surat kabar elektronik dan cetak bernama 'Dabiq' dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Surat kabar Rai al Youm yang berbasis di London melaporkan penerbitan Dabiq itu mengutip akun media sosial yang dekat dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS, Islamic State of Iraq and Syria) pada Selasa (8/7). Seperti diberitakan pada Kamis (10/7).
Kelompok jihadis yang juga dikenal sebagai ISIL (Islamic State of Iraq and the Levant) ini menyebarkan surat kabar cetak ke daerah-daerah di Suriah yang berada di bawah kontrol mereka. Sementara versi elektronik disebar lewat email.
Akun-akun media sosial yang dekat dengan ISIS mengatakan sebuah surat kabar bernama Khilafah 2 akan segera diterbitkan.
Ini merupakan bagian dari perluasan media dan media sosial telah menampilkan kehadiran ISIS.
Sebuah aplikasi Twitter yang disebut ‘Fajr al Bashaer’ (Fajar Kabar Baik) di @ Fajr991 digunakan menarik para pejuang, menyebarkan propaganda organisasi, dan menggalang keuangan.
Kelompok jihadis ini juga meluncurkan majalah online 10 halaman yang disebut ‘Laporan Negeri Islam‘ untuk menjelaskan keadaan kehidupan yang terlihat di dalam negara Islam dan untuk menarik lebih banyak pejuang.
Setelah meminta data pengguna dan informasi pribadi, aplikasi yang ditandai Twitter sebagai ‘berpotensi berbahaya’ ini mengirimkan berita dan memperbarui pertempuran ISIS di Suriah dan Irak.
ISIS juga mengandalkan teknik produksi media yang maju untuk meningkatkan propagandanya seperti yang ditunjukkan dalam beberapa video berkualitas tinggi.
Di antara mereka, seorang laki-laki Inggris yang diperkirakan sebagai Abu al Muthanna menyerukan pemuda Muslim di Barat untuk bergabung dengan jihadis di Suriah dan Irak. Sedangkan di video lain pejuang ISIS ditampilkan menerapkan versi hukum syariah mereka di sebuah kota yang tidak diketahui di Irak atau Suriah.
ISIS memastikan sebagian besar produksi medianya diterjemahkan ke dalam banyak bahasa Barat sejauh mungkin untuk menjangkau Muslim Barat.
Peter W. Singer, Direktur Pusat Keamanan dan Intelijen untuk Abad 21 (Center for 21st Century Security and Intelligence), dan seorang rekan senior dalam program Kebijakan Luar Negeri mengatakan bahwa peningkatan aktivitas ISIS di media sosial mencerminkan sifat baru persilangan media teknologi dengan perang.
Dia menambahkan bahwa pertumbuhan aktivitas jihad di media sosial ini sejalan dengan penggunaan yang lebih luas dari ruang virtual pada umumnya. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...