ISIS Tutup Bendungan Air, Warga Terancam Krisis Air
RAMADI, SATUHARAPAN.COM – Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menutup semua pintu gerbang bendungan di Kota Ramadi Irak baru-baru ini, yang dikhawatirkan akan menyebabkan meluasnya krisis kemanusiaan.
Kepala Dewan Provinsi Anbar Sabah Karhout kepada AFP mengatakan ISIS telah menurunkan tingkat air di Sungai Efrat dan memotong pasokan air ke daerah yang dikuasai pemerintah Khaldiyah dan Habbaniyah ke wilayah timur.
Seorang pemimpin Sunni di daerah anti ISIS dari suku If Albu Fahad Sheikh Rafa al-Fahdawi mengatakan bahwa memotong air ke daerah-daerah akan menimbulkan ancaman krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Mantan Kepala Departemen Sumber Daya Air Irak Aoun Dhiyab mengatakan bahwa ISIS bertujuan mengurangi tingkat air untuk eksploitasi dengan target militer.
“Bila tingkat air berkurang, ini akan memungkinkan mereka menyusup dari Ramadi ke Khaldiyah dan kemudian dengan mudah pindah ke daerah lain,” kata dia.
Jatuhnya Ramadi memicu kritik keras dari AS, yang telah mempersenjatai dan melatih pasukan Irak, juga mendukung mereka terhadap kelompok Islam radikal dengan serangan udara.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi telah berjanji untuk mengambil ibu kota provinsi Anbar kembali dari para jihadis dalam beberapa hari. Namun, serangan tentara Irak yang ofensif telah terhenti di pinggiran kota.
Sejak awal kampanye mereka pada bulan Juni 2014, para jihadis telah berusaha untuk mengkonsolidasikan kemenangan dengan meraih aset strategis di bagian utara Irak. Mereka mengobarkan pertempuran untuk kilang minyak terbesar di negara itu.
Tapi target mereka yang paling berharga adalah Mosul Dam, bendungan terbesar Irak yang menyuplai listrik dan air ke Mosul yang dihuni 1,7 juta penduduk.
Kapasitas bendungan untuk membanjiri dataran luas negara itu memunculkan banyak perhatian media: Mosul bisa saja ditelan gelombang besar dalam hitungan jam. Bahkan ibu kota Baghdad akan terancam bahaya banjir.
Untuk alasan itu, pasukan Peshmerga Kurdi didukung pasukan Irak dan AS melalui serangan udara koalisi melancarkan serangan untuk merebut kembali situs tersebut. Pada 19 Agustus, pertempuran berakhir dengan kemenangan Kurdi-Irak. Presiden AS Barack Obama pun menyebut militer sudah mengalami “kemajuan” dalam perang melawan kelompok jihad.
Tahun lalu, pasukan Irak yang didukung serangan udara AS juga mendorong ISIS menjauh dari bendungan strategis lainnya seperti Haditha Dam yang terletak di Sungai Efrat. Ahli energi yang diwawancarai IBTimes UK pun membenarkan bahwa melepaskan air dari bendungan bisa membanjiri daerah luas negara itu.
"ISIS sudah menggunakan air sebagai senjata. Hal ini mengakibatkan aliran air terhenti dan sungai dari Fallujah dan hilir akan kering," kata seorang ahli energi Irak mengatakan IBTimes UK.
"Semua kota di selatan Haditha dan di Efrat berpotensi banjir jika ISIS melepaskan air dari bendungan, yang merupakan skenario kasus terburuk. Gelombang air bisa mencapai daerah Baghdad, terutama di bagian selatan," kata ahli tersebut.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...