Islam Indonesia Harus Menjadi Referensi Dunia
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyerukan agar Islam di Indonesia mampu menjadi teladan dan referensi bagi peradaban dunia.
"Indonesia harus menjadi pelopor pemikiran-pemikiran kebersamaan yang lebih baik. Harus menjadi referensi di dunia ini, Islam yang moderat, Islam menjadi referensi dunia," kata Wapres, saat memberikan sambutan pada pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Senin (9/2), sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kerja sehari di Yogyakarta dan Batam.
Wapres tiba di Keraton Yogyakarta tersebut sekitar pukul 09.50 WIB, disambut oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin, dan KGPH Hadiwinoto.
Wapres didampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, tiba di Pangkalan TNI AU Adi Sutjipto, Yogyakarta, sekitar pukul 09.15 WIB.
Wapres dalam kesempatan tersebut, sekaligus juga melakukan pembukaan KUII dengan memukul alat musik tradisional bende.
Wapres mengatakan, Islam telah menjadi garda depan bagi pembangunan peradaban di Indonesia. Di Indonesia pula, Islam mampu tumbuh moderat hingga saat ini.
Menurut dia, Indonesia jangan melulu berbangga menjadi negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sebelum mampu memberikan contoh pengejawantahan ajaran keislaman yang damai.
"Kita selalu merasa bangga sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar. Dengan begitu konsekuensinya kita juga harus menjaga kebersamaan yang lebih baik dibanding di negara lain," kata dia.
Kendati demikian, dia menilai, keberadaan Islam di Indonesia selama ini sudah cukup menjadi acuan keharmonisan umat di dunia. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan umat Islam yang mampu hidup berdampingan dengan beragam umat lainnya.
"Kita dapat menjaga perdamaian antarumat beragama, (meskipun) saya tidak bilang total. Namun, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang terjadi di di negara Islam lainnya seperti Afghanistan, Suriah, Tunisia, serta Nigeria," kata dia.
Berbagai konflik di negara-negara Timur Tengah, menurut Kalla, selayaknya menjadi pelajaran bagi umat Islam di Indonesia, untuk menyempurnakan keislaman dengan senantiasa menjunjung tinggi akhlak yang baik dalam kehidupan.
"Saya kira akhir dasar Islam adalah peradaban dan akhlak," kata Kalla yang juga masih menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Di wilayah politik, menurut Wapres saat ini semua partai politik mengaku sebagai nasionalis religius. Bahkan partai-partai Islam juga berwajah kebangsaan.
"Sepuluh ketua umum partai juga bergelar haji," kata Wapres yang disambut tawa para hadirin.
Wapres menyakini, politisi di Indonesia juga lebih dewasa dibandingkan negara lain saat ini. Indonesia kini menjadi salah satu negara mayoritas Islam yang besar, dan lebih baik dibandingkan negara-negara Islam lainnya. Indonesia kini menjelma menjadi negara yang dihormati berbagai kalangan.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan buah tangan umat Islam Indonesia. Untuk itu, umat Islam Indonesia, mempunyai tanggung jawab terhadap masa depan NKRI.
Kongres Umat Islam Indonesia VI di Yogyakarta pada 8-11 Februari 2015 diikuti sekitar 775 orang yang terdiri atas 700 peserta utusan dan 75 pemantau.
Para peserta berasal dari MUI, perwakilan ormas Islam tingkat pusat, pondok pesantren, perguruan tinggi, lembaga-lembaga Islam domestik dan mancanegara, kalangan profesional, dan tokoh perorangan.
Dalam pembukaan tampak hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Tampak pula Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Dalam sambutannya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik penyelenggaraan Kongres Umat Islam Indonesia VI.
Ia menyatakan, sebagai salah satu kesultanan (kerajaan Islam) di Indonesia, Yogyakarata memiliki sejarah dan peran penting dalam pergerakan Islam.
Usai menghadiri Kongres Umat Islam Indonesia VI, Wapres diagendakan langsung menuju ke Batam pada siang harinya. Di Batam, Wapres akan menghadiri rangkaian Hari Pers Nasional 2015.(Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...