Israel Akan Bangun Fasilitas Produksi Vaksi di Yeruham
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM-Kota kecil di Israel bagian selatan, Yeruham, memiliki rencana besar untuk membuka fasilitas produksi vaksin pertama di negeri itu. Rencana itu bekerja sama dengan Institut Riset Biologi Israel (IIBR) dan salah satu dari dua perusahaan farmasi internasional yang prospektif, menurut juru bicara dewan lokal Yeruham.
Pengumuman pada hari Senin (4/5) malam itu disampaikan setelah pertemuan hari Minggu (3/5) antara kepala IIBR, dewan lokal Yeruham dan CEO dari sebuah perusahaan farmasi internasional. Sebuah model disajikan yang akan memungkinkan untuk pendirian cepat fasilitas seperti itu, jika disetujui oleh pemerintah Israel.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennett, menyebut sebuah "terobosan besar" oleh IIBR dalam pengembangan antibodi untuk COVID-19 yang menyerang virus dan menetralisirnya, menandai akhir dari fase pengembangan untuk vaksin untuk virus tersebut.
Fasilitas ini dilaporkan dapat dibangun "dalam waktu dekat," bahkan sebelum IIBR menyelesaikan pengembangan penuh dan persetujuan untuk vaksinnya, yang diperkirakan akan dilakukan pada awal 2021.
Pada tahun 2016, pemerintah Israel mengadopsi keputusan 120B, yang memerintahkan pendirian pabrik vaksin sebagai aset strategis bagi Negara Israel jika terjadi pandemi. Itu setelah satu dekade diskusi tentang masalah tersebut. Namun, negosiasi mengenai masalah ini terhenti sejak keputusan dibuat dan tidak ada model kerja yang disepakati sampai pengumuman pada hari Senin itu.
Pada awal krisis virus corona, IIBR ditugaskan mencari vaksin untuk virus tersebut. Bulan lalu, ia mengumumkan telah mulai menguji prototipe vaksin berbasis antibodi pada tikus.
Menurut model tersebut, puluhan juta unit vaksin, dari berbagai jenis, akan diproduksi di Yeruham, yang akan memastikan swasembada Israel selama rutinitas reguler dan dalam kasus pandemi.
Dewan lokal Yeruham berencana untuk menyediakan infrastruktur dan tenaga kerja, dan IIBR menyediakan aspek penelitian dari kesepakatan tersebut. Model tersebut masih bergantung pada mitra ketiga yang belum memutuskan untuk operasi internasional, tujuan pemasaran dan distribusi.
Negosiasi saat ini sedang berlangsung dengan dua perusahaan farmasi internasional terbesar di dunia, satu dari India dan yang lain dari Amerika Serikat. Pada saat yang sama, dalam beberapa hari mendatang, mereka akan beralih ke Bill and Melinda Gates Fund, yang bertujuan untuk mendirikan fasilitas vaksinasi di seluruh dunia untuk membantu menemukan vaksin untuk COVID-19. (The Jerusalem Post)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...