Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:43 WIB | Jumat, 28 Oktober 2022

Israel dan Lebanon Capai Kesepakatan, Hizbullah Akhiri Mobilisasi Perlawanan

Hassan Nasrallah, kepala gerakan Muslim Syiah Hizbullah, ketika menyampaikan pidato yang disiarkan televisi dari lokasi yang dirahasiakan di Lebanon. (Foto: dok. AFP)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Hizbullah Lebanon akan mengakhiri mobilisasi “luar biasa” terhadap Israel setelah mengancam akan menyerang selama berbulan-bulan. Pemimpinnya, Hassan Nasrallah, mengatakan pada hari Kamis (27/10) setelah Lebanon dan Israel mencapai kesepakatan perbatasan laut.

“Semua tindakan dan mobilisasi luar biasa dan khusus yang dilakukan oleh perlawanan selama beberapa bulan sekarang dinyatakan berakhir,” kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi, menyebut perjanjian itu sebagai “kemenangan besar bagi Lebanon.”

"Misi kami selesai," kata Nasrallah, menambahkan bahwa kesepakatan itu "bukan perjanjian internasional dan bukan pengakuan terhadap Israel."

Pada 2 Juli, Israel mengatakan telah menjatuhkan tiga pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Hizbullah yang menuju ke lapangan perbatasan lepas pantai Karish yang sebagian diklaim oleh Lebanon. Nasrallah telah memperingatkan Israel agar tidak mencapai wilayah yang disengketakan sebelum kesepakatan diselesaikan.

Perjanjian Israel dan Lebanon

Kesepakatan antara negara-negara yang secara teknis masih berperang itu disambut baik oleh para pemimpin dunia termasuk Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Itu ditandatangani secara terpisah pada hari Kamis (27/10) oleh Presiden Lebanon, Michel Aoun, di Beirut dan oleh Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, di Yerusalem, dan mulai berlaku setelah surat-surat itu dikirim ke mediator.

Sebelumnya pada hari itu Lapid mengklaim bahwa kesepakatan itu berarti Lebanon secara de facto “mengakui Negara Israel, dalam sebuah perjanjian tertulis.” Namun Aoun telah menjawab bahwa kesepakatan itu tidak memiliki "implikasi politik."

Kesepakatan yang dimediasi Amerika Serikat diatur untuk membuka potensi sumber daya gas lepas pantai untuk Lebanon, pada saat negara itu terhuyung-huyung akibat tiga tahun krisis ekonomi yang melelahkan.

Ini juga merampingkan produksi gas untuk Israel, karena Hizbullah Lebanon yang didukung Iran telah mengancam Israel dengan serangan jika mulai bekerja di daerah yang disengketakan sebelum kesepakatan ditandatangani. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home