Israel dan Mesir Bahas Hubungan Bilateral dan Palestina
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, bertemu dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, pada hari Senin (13/9) untuk pembicaraan tentang hubungan Israel-Palestina dan hubungan bilateral dalam perjalanan resmi pertama oleh seorang kepala pemerintahan Israel ke Mesir selama satu dekade.
Bennett, ketua partai sayap kanan yang mulai menjabat pada bulan Juni, diundang oleh Sisi bulan lalu. Sejak Mei, Mesir telah memainkan peran penting menengahi dan mencoba untuk memperkuat gencatan senjata di Jalur Gaza setelah 11 hari konflik di sana antara Israel dan faksi Palestina, Hamas, yang mengontrol daerah kantong.
Bennett mengatakan pembicaraan di resor Laut Merah Sharm El-Sheikh mencakup diplomasi, keamanan dan ekonomi. “Kami menciptakan fondasi untuk koneksi yang mendalam ke depan,” katanya sebelum terbang pulang.
Dalam diskusi, Sisi mengutip upaya Mesir untuk menjaga ketenangan di wilayah Palestina dan pentingnya dukungan internasional untuk upaya membangun kembali di sana, menurut pernyataan kepresidenan Mesir.
Meningkatnya kekerasan lintas perbatasan sejak akhir Agustus telah menguji gencatan senjata yang rapuh di Gaza. Selama sepekan terakhir, militan Palestina telah menembakkan roket ke Israel selama tiga malam berturut-turut, memicu serangan udara balasan dari Israel.
Sisi juga “menegaskan dukungan Mesir untuk semua upaya untuk mencapai perdamaian komprehensif di Timur Tengah, sesuai dengan solusi dua negara,” kata pernyataan kepresidenan.
Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina gagal pada tahun 2014 dan para analis mengatakan hanya ada sedikit prospek untuk menghidupkannya kembali. Bennett, seorang nasionalis dalam koalisi lintas-partisan, menentang kenegaraan Palestina. Pemerintahannya berfokus pada kebijakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi di wilayah Palestina.
Penyeberangan di Perbatasan
Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979, tetapi hubungan tetap dingin, terbatas pada kerja sama keamanan dan hubungan ekonomi terbatas.
Israel dan Mesir menahan Gaza di bawah blokade, terkait adanya ancaman dari Hamas.
Mediasi Kairo atas gencatan senjata Gaza memungkinkannya untuk menegaskan kembali peran diplomatiknya di kawasan itu setelah kesepakatan oleh empat negara Arab untuk menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu.
Perjalanan Bennett tampaknya memberi dorongan pada jaringan transportasi antara Mesir dan Israel.
Penyeberangan Taba antara Israel dan Sinai, titik masuk bagi turis Israel, beroperasi penuh mulai hari Senin (13/9) karena pembatasan yang diberlakukan selama pandemi virus corona dicabut, kata kementerian transportasi Israel.
Mulai Oktober, Egyptair mulai mengoperasikan beberapa penerbangan antara Kairo dan Tel Aviv, kata sumber di maskapai nasional Mesir.
Bennett dan Sisi juga diperkirakan membahas masalah regional, termasuk pengaruh Iran di Timur Tengah dan krisis di Lebanon, kata diplomat dan sumber keamanan.
Kunjungan resmi terakhir oleh seorang perdana menteri Israel ke Mesir adalah ketika Benjamin Netanyahu bertemu dengan mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak, pada Januari 2011 di Sharm El-Sheikh, tepat sebelum pemberontakan yang menggulingkan Mubarak. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Adegan Kelahiran Yesus Gunakan Keffiyeh di Vatikan Mengundan...
KOTA VATIKAN, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus memimpin audiensi umum mingguan pada hari Rabu (11/12)...