Israel Kemungkinan Besar Adakan Pemilihan Baru 5 Juni
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Kemungkinan Israel akan melaksanakan pemilihan parlemen baru makin besar karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak berhasil membentuk pemerintahan. Bulan lalu dia memenangkan masa jabatan kelima sebagai pemimpin negara Yahudi itu.
Parlemen Israel menyetujui sebuah mosi awal untuk membubarkan diri dan kalau disetujui untuk kedua kalinya dalam pemungutan suara Rabu (5/6) mendatang, Israel terpaksa menyelenggarakan pemilihan baru.
Setelah pemilihan bulan lalu, Partai Likud yang dipimpin Netanyahu, muncul sebagai blok terbesar dalam parlemen yang memiliki 120 kursi. Namun koalisi partai-partai kecil tampaknya memiliki kendali dengan mayoritas 65 – 55.
Koalisi yang hendak dibentuknya dikacaukan oleh mantan menteri pertahanan Avigdor Lieberman, yang kadang-kadang menjadi sekutu Netanyahu, dan kadang-kadang pesaingnya.
Lieberman menuntut agar sebuah hukum baru, yang mewajibkan laki-laki ultra-Orthodox berdinas di militer sebagaimana laki-laki Israel lainnya, diloloskan. Sekutu ultra-Orthodox Netanyahu hendak mempertahankan pengecualian yang sekarang berlaku.
Netanyahu mengatakan, dia optimis bahwa sebuah kompromi bisa tercapai sebelum tenggat pembentukan pemerintahan baru pada Rabu pagi. (VOA)
Transisi Politik Yang Inklusif di Suriah, Kunci Dukungan Int...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Gerakan konkret untuk transisi politik yang inklusif di Suriah akan menjad...