Israel Kirim Senjata ke Azerbaijan Ketika Pertempuran Bekecamuk Melawan Armenia
SATUHARAPAN.COM-Israel mengirim senjata ke Azerbaijan di tengah pertempuran paling sengit antara Baku dan Armenia sejak beberapa tahun, menurut pejabat dan sumber intelijen. Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Armenia dan Azerbaijan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Pihak Armenia merespons itu dengan menarik duta besarnya dari Tel Aviv untuk konsultasi dan sebagai protes atas tindakan Israel mengirim persenjataan ke Azebaijan.
Kedua pihak saling menuduh menggunakan pejuang asing dan tentara bayaran. Turki, yang secara terbuka menyatakan mendukung Azerbaijan dan menyebut Armenia sebagai "ancaman terbesar bagi perdamaian" di kawasan itu, dilaporkan telah mengirim pejuang dari Suriah ke wilayah Baku.
Rusia, yang memiliki pangkalan militer di Armenia, juga dituduh mengirim pejuang untuk membantu menopang pasukan Armenia. Turki dan Rusia membantah ikut campur.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyerukan gencatan senjata segera dalam pembicaraan telepon Rabu (30/9) malam. Tetapi ketika pertempuran berkecamuk, semakin banyak negara yang terlibat untuk berbagai kepentingan politik dan strategis.
Israel disebut salah satu penyedia utama senjata ke Azerbaijan, meskipun Armenia secara resmi membuka kedutaan besarnya di Tel Avivbulan ini. Israel dan Azerbaijan memiliki perdagangan yang besar untuk minyak dan senjata.
Sumber intelijen Amerika Serikat mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Israel mengirim pesawat penuh senjata ke Azerbaijan. “Israel memasok senjata ke (Azerbaijan); dua penerbangan kargo dari Israel telah mendarat di Baku hari ini,” kata sumber itu.
Ditanya tentang campur tangan Turki, sumber itu mengatakan Azeri akan memiliki kekuatan militer di atas angin, "kecuali Rusia melakukan sesuatu." "Pesawat tak berawak Turki itu tidak bisa dihentikan," tambah sumber itu.
Bukan Rahasia
Sementara itu, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev, mengatakan bahwa kerjasama pertahanan Baku dengan Israel bukanlah rahasia. Hajiyev juga dilaporkan mengatakan bahwa Azerbaijan menggunakan "drone kamikaze" Israel dalam pertempuran Nagorno-Karabakh.
Mengenai drone Turki, pejabat Azeri berkata: "Jika Armenia takut dengan drone yang digunakan Azerbaijan, ia harus menghentikan pendudukannya."
Presiden Prancis juga mengecam komentar terbaru dari Turki sebagai "sembrono dan berbahaya" dan mengatakan dia "sangat disibukkan oleh pesan-pesan perang dari Turki dalam beberapa jam terakhir."
Armenia dan Azerbaijan telah terkunci selama beberapa dekade dalam konflik di wilayah tersebut, di mana perang separatis terjadi pada awal 1990-an hingga tiga tahun setelah pecahnya Uni Soviet. Area di Pegunungan Kaukasus seluas sekitar 4.400 kilometer persegi berada 50 kilometer dari perbatasan Armenia. (AP/Al Arabiya/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...