Israel Lanjutkan Serang ke Gaza, Korban 204
GAZA, SATUHARAPAN.COM – Serangan udara dan tank Israel di Gaza pada Rabu (16/7) pagi menewaskan beberapa orang, kata petugas medis. Serangan dalam operasi militer Israel terhadap wilayah Gaza, sejak pekan lalu telah membunuh 204 orang.
Aksi pemogokan di sebuah rumah di selatan kota Rafah juga telah mengakibatkan kematian dua orang, kata juru bicara pelayanan darurat Ashraf al-Qudra kepada AFP. Sementara serangan terpisah membunuh seorang pemuda yang oleh saksi mata disebutkan sebagai seorang militan Jihad Islam.
Pemogokan lain di Rafah yang bekelanjutan juga membuat kematian seorang warga, kata Qudra, saat serangan di rumah Mohammed al-Arjani di kota wilayah selatan, Khan Yunis, yang membunuh anaknya Abdullah yang berusia 19 tahun.
Sekitar satu jam setelah serangan itu, tembakan dari tank Israel menghantam bagian timur kota Khan Yunis, membunuh satu orang. Qudra juga menyebutkan kematian orang lain di wilayah itu, yaitu Mahmud Abu Dakka (33 tahun).
Beberapa serangan pertama pada hari Rabu pagi mentargetkan rumah pejabat senior Hamas, Mahmud al-Zahar, namun tidak ada laporan korban jiwa dalam serangan tersebut.
Serangan hari Rabu ini merupakan hari kesembilan serangan Israel di Gaza.
Pada hari Selasa, disebutkan korban meninggal dari warga Israel yang merupakan korban meninggal pertama. Seorang pria meninggal akibat serangan roket yang jatuh di dekat penyeberangan perbatasan Erez.
Empat warga Israel menderita luka serius oleh serangan roket Hamas, dan serangan udara Israel ini telah melukai lebih dari 1.500 warga Palestina.
Upaya internasional untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata pada hari Selasa (15/7) tidak memberi hasil, karena Hamas menolak gencatan senjata yang diusulkan Mesir, sdan mereka di luar upaya tersebut. Menanggapi kegagalan perundingan itu, Israel melanjutkan pemboman beberapa jam kemudian, setelah Hamas juga melanjutkan serangan roket.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...