Israel Sasar Beirut Belatan Setelah Peringatan Evakuasi, Menewaskan Beberapa Orang
Kepala Pentagon, Lloyd Austin, "sangat prihatin" setelah serangan Israel menewaskan tiga tentara Lebanon.
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan empat orang termasuk seorang anak tewas pada Senin malam dalam serangan Israel di dekat rumah sakit umum terbesar di negara itu yang dekat dengan pinggiran selatan Beirut.
"Serangan musuh Israel di dekat Rumah Sakit Hariri menewaskan, dalam jumlah korban awal, empat orang, termasuk seorang anak, dan melukai 24 orang," kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa serangan itu telah menyebabkan "kerusakan signifikan pada rumah sakit".
Israel melancarkan lebih banyak serangan terhadap benteng Hizbullah di Beirut selatan pada hari Senin (21/10) termasuk untuk pertama kalinya distrik Ouzai, media pemerintah Lebanon melaporkan, tak lama setelah tentara Israel memperingatkan penduduk di beberapa daerah untuk mengungsi.
“Serangan udara Israel menargetkan wilayah Ouzai. Ini adalah penargetan pertama distrik Ouzai sejak dimulainya agresi Israel di Lebanon,” kata Kantor Berita Nasional (NNA).
Sementara sebagian besar distrik di pinggiran selatan Beirut telah dikosongkan selama hampir sebulan, kawasan permukiman padat penduduk Ouzai masih dipenuhi orang karena belum pernah menjadi sasaran sebelumnya.
NNA juga melaporkan serangan di lingkungan Haret Hreik, tepat di selatan Ouzai, dan dekat rumah sakit umum terbesar di Lebanon.
Tim penyelamat yang berafiliasi dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa mereka sedang mencari korban selamat di tengah kehancuran di Ouzai, menambahkan bahwa perintah evakuasi, kemudian serangan, menyebabkan “kepanikan di antara penduduk” yang “mulai berlarian di jalan”.
“Mereka tidak memberi ruang bagi orang untuk melarikan diri. Serangan itu terjadi tak lama setelah peringatan,” kata salah seorang.
Rekaman AFPTV menunjukkan gumpalan asap mengepul dari pinggiran selatan Beirut, dengan koresponden AFP juga mendengar beberapa ledakan keras sebelum serangan.
Tepat sebelum serangan, militer Israel meminta penduduk untuk meninggalkan sebagian wilayah Beirut selatan, dalam seruan terbaru mereka.
Juru bicara militer Avichay Adraee mengunggah seruan baru tersebut di media sosial yang menunjukkan beberapa lokasi yang harus dievakuasi, termasuk area yang dekat dengan bandara Beirut.
"Anda berada di dekat fasilitas dan kepentingan yang berafiliasi dengan Hizbullah yang akan dilawan IDF dalam waktu dekat," tulisnya.
Pentago Prihatin Israel Serang Tentara Lebanon
Kepala Pentagon Lloyd Austin "sangat prihatin" setelah serangan Israel menewaskan tiga tentara Lebanon dan lebih banyak serangan dilaporkan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, kata Departemen Pertahanan pada hari Senin (21/10).
Serangan Israel pada hari Senin menewaskan tiga tentara Angkatan Bersenjata Lebanon di bagian selatan negara itu. Tentara Israel meminta maaf, mengklaim bahwa mereka mengira mereka menargetkan kendaraan milik Hizbullah. Ini terjadi setelah serangan Israel pada 11 Oktober yang menewaskan dua tentara lainnya dan melukai tiga lainnya.
Pada hari Senin, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan bahwa militer Israel "sengaja menghancurkan menara observasi dan pagar pembatas posisi PBB" di Lebanon selatan.
"Menteri Austin sangat prihatin dengan laporan serangan terhadap Angkatan Bersenjata Lebanon, dan ia terus menekankan pentingnya mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan UNIFIL," kata Sekretaris Pers Pentagon, Mayjen Pat Ryder, dikutip Al Arabiya.
Israel mengatakan bahwa mereka akan menyerang infrastruktur dan depot senjata Hizbullah di seluruh negeri. Washington telah menyuarakan dukungan penuh untuk kampanye tersebut meskipun secara terbuka menyatakan selama hampir 12 bulan bahwa mereka menentang operasi darat atau invasi apa pun ke Lebanon.
Setelah serangan 11 Oktober, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa AS mendukung operasi Israel yang ditargetkan terhadap infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel. “Namun, sangat penting bahwa operasi ini dilakukan dengan cara yang tidak mengancam nyawa warga sipil, pasukan penjaga perdamaian PBB, atau anggota Angkatan Bersenjata Lebanon,” kata pejabat itu sebelumnya.
Hizbullah mulai menyerang Israel pada 8 Oktober 2023, yang mengakibatkan pemboman besar-besaran di sebagian besar wilayah Lebanon. Setelah menolak menghentikan serangan mereka hingga gencatan senjata Gaza tercapai, Israel meningkatkan serangannya dan menghabisi hampir semua pimpinan Hizbullah, termasuk Hassan Nasrallah.
Utusan AS Amos Hochstein berada di Beirut pada hari Senin sebagai bagian dari upaya pemerintahan Biden untuk menemukan solusi diplomatik bagi perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon. (AFP/Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...