Israel Sebut Tahu Persembunyian Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, Dia Dikelilingi Sandera
IDF tidak dapat menyerangnya karena dia dikelilingi para sandera. IDF Temukan terowongan di bawah sekolah dan pelatihan militer untuk anak-anak oleh Hamas.
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Israel mengetahui lokasi pasti keberadaan pemimpin militer Hamas, Yahya Sinwar, yang disebut sebagai dalang serangan teror 7 Oktober, lapor surat kabar Israel, Hayom.
Namun, Sinwar telah mengepung dirinya dengan sejumlah besar sandera Israel yang masih hidup, sehingga mencegah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan terhadapnya, menurut laporan tersebut.
Laporan tersebut menyusul pernyataan serupa di radio Kan kemarin yang disampaikan oleh mantan kepala Intelijen Militer, Amos Yadlin.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan pasukan Israel akan segera beralih ke fase operasi yang tidak terlalu intens di Gaza utara.
Berbicara kepada Wall Street Journal, Gallant mengatakan IDF akan beralih dari apa yang disebutnya “fase manuver perang yang intens” menuju “berbagai jenis operasi khusus.”
“Kami hampir mencapai fase berikutnya di wilayah utara, termasuk Kota Gaza,” kata Gallant.
Setelah wawancara tersebut dipublikasikan, kantor Gallant mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa transisi akan dimulai “segera.”
Pada hari Sabtu (6/1), IDF mengatakan telah menyelesaikan pembongkaran “kerangka militer” Hamas di Jalur Gaza utara. Namun pertempuran sengit terus berlanjut di Gaza tengah dan selatan.
IDF juga mengatakan bahwa selama operasi baru-baru ini yang dilakukan Brigade Lapis Baja ke-7 di kota Khan Younis, Gaza selatan, pasukan membunuh beberapa teroris dan menemukan gudang senjata dalam jumlah besar serta bukti bahwa anak-anak sedang dilatih menggunakan senjata di sekolah.
Militer mengatakan bahwa pasukan dari brigade tersebut “membunuh banyak teroris dari jarak dekat dengan penembakan tank dan serangan udara yang diarahkan oleh pasukan.” Ini termasuk beberapa sel teror yang menembakkan RPG ke arah tentara.
Pasukan tersebut melakukan pencarian luas di wilayah tersebut, dan di sana mereka menemukan “bahan peledak, senjata api, granat, peralatan komunikasi dan banyak dokumen intelijen,” kata tentara.
Di salah satu sekolah, mereka menemukan terowongan teror dan bukti bahwa anak-anak dilatih menggunakan senjata, termasuk mainan senapan Kalashnikov dan gambar siswa berpose dan berlatih dengan senjata. (ToI)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...