Israel Sebut Temukan Pitu Masuk Terowongan Hamas di Komplek RS Al Shifa
IDF Temukan jenazah salah satu sandera, dan jaringan internet di Gaza terputus.
GAZA, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada hari Kamis (16/11) nbahwa pasukannya menemukan pintu masuk terowongan teror Hamas di kompleks Rumah Sakit Al Shifa.
Pengumuman yang disampaikan oleh juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari ini disampaikan sekitar 48 jam setelah IDF melancarkan serangan terhadap rumah sakit terbesar di Gaza, yang menurut mereka merupakan pusat komando utama Hamas terletak di bawahnya.
Rekaman yang dirilis oleh IDF menunjukkan terowongan yang baru ditemukan di antara gedung-gedung di halaman rumah sakit.
Di dekatnya, tentara juga menemukan sebuah truk pickup Hamas dengan senjata di dalamnya, mirip dengan yang digunakan oleh kelompok teror dalam serangan 7 Oktober, kata Hagari.
IDF juga merilis gambar yang menunjukkan senjata yang ditemukan oleh tentara di dalam Rumah Sakit Al-Quds Kota Gaza.
Temuka Jenazah Sandera
Selain itu, IDF juga menemukan jenazah Yehudit Weiss (65 tahun), sandera yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober, ditemukan di sebuah gedung dekat Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza, kata militer pada hari Kamis (16/11).
IDF mengatakan pasukan dari Batalyon 603 Brigade Lapis Baja ke-7 menemukan tubuhnya, bersama dengan peralatan militer, termasuk senapan serbu dan RPG, milik teroris Hamas yang telah menawannya.
“Kami sangat sedih, Yehudit dibunuh oleh teroris di Jalur Gaza. Dan kami tidak berhasil menemukannya tepat waktu,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers hariannya pada Kamis malam. Dia tidak merinci kapan dia dibunuh.
Jenazahnya dibawa ke Israel untuk diidentifikasi, setelah itu militer dan polisi memberi tahu keluarga Weiss tentang kematiannya.
Dalam pengarahan tersebut, Hagari menghindari pertanyaan wartawan mengenai klaim bahwa IDF mengambil beberapa jenazah dari Rumah Sakit Al Shifa selama operasi pada hari Kamis.
Weiss, ibu dari lima anak, diculik dari Kibbutz Be’eri pada tanggal 7 Oktober, ketika ribuan teroris Hamas menyerbu Israel, membunuh sedikitnya 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Suaminya, Shmulik, ditemukan terbunuh di ruang aman rumah mereka satu setengah pekan setelah penyerangan.
Weiss, seorang pensiunan yang bekerja dengan anak-anak taman kanak-kanak dan di ruang makan kibbutz, sedang dirawat dengan radiasi untuk kanker payudara ketika dia diculik.
Menyampaikan “belasungkawa yang tulus kepada keluarga tersebut,” IDF menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa “misi nasional… adalah menemukan orang hilang dan mengembalikan para sandera ke rumah.”
“IDF beroperasi berdampingan dan berkoordinasi penuh dengan lembaga nasional dan keamanan terkait untuk melaksanakan tugas-tugas ini. Kami tidak akan menghentikan misi ini sampai misi tersebut selesai,” kata pernyataan itu.
Weiss adalah korban penculikan kedua yang diketahui meninggal di penangkaran dalam seminggu terakhir, setelah IDF mengkonfirmasi kematian Noa Marciano yang berusia 19 tahun pada 14 November.
Layanan Internet di Gaza Putus
Layanan internet dan telepon terputus di seluruh Jalur Gaza pada hari Kamis karena kekurangan bahan bakar, kata penyedia layanan utama Palestina, sehingga berpotensi mengakibatkan pemadaman komunikasi jangka panjang karena Israel mengisyaratkan serangannya terhadap Hamas selanjutnya dapat menargetkan wilayah selatan, tempat sebagian besar penduduknya berada dan berlindung.
Pasukan Israel untuk hari kedua menggeledah Rumah Sakit Al Shifa di utara untuk mencari jejak Hamas. Mereka memperlihatkan apa yang mereka katakan sebagai pintu masuk terowongan dan senjata yang ditemukan di dalam truk di dalam kompleks.
Namun militer belum merilis bukti adanya pusat komando Hamas yang menurut Israel tersembunyi di bawah kompleks tersebut. Hamas dan staf di rumah sakit tersebut, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, membantah tuduhan tersebut.
Gangguan komunikasi ini sebagian besar memutus hubungan antara 2,3 juta penduduk Gaza dan dunia luar, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang parah di Gaza selatan, bahkan ketika serangan udara Israel terus berlanjut di sana.
Program Pangan Dunia PBB memperingatkan “kemungkinan terjadinya kelaparan” di Gaza karena pasokan makanan telah berkurang di bawah kendali Israel dan terlalu sedikit yang datang dari Mesir.
Perang tersebut, yang kini memasuki pekan keenam, dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menangkap sekitar 240 pria, perempuan, dan anak-anak. Weiss, perempuan yang jenazahnya ditemukan Kamis, adalah sandera ketiga yang dipastikan tewas, sementara empat lainnya telah dibebaskan dan satu orang berhasil diselamatkan.
Israel menanggapi serangan itu dengan serangan udara selama berminggu-minggu dan invasi darat ke Gaza utara, dan bersumpah untuk menyingkirkan Hamas dari kekuasaan dan menghancurkan kemampuan militernya.
Lebih dari 11.470 warga Palestina telah terbunuh, dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak di bawah umur, menurut otoritas kesehatan Palestina. 2.700 lainnya dilaporkan hilang, diyakini terkubur di bawah reruntuhan. Penghitungan resmi tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan, dan Israel mengatakan mereka telah membunuh ribuan militan.
Perang telah meningkatkan ketegangan di tempat lain. Di Tepi Barat yang diduduki, orang-orang bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke sebuah pos pemeriksaan di jalan utama yang menghubungkan Yerusalem dengan permukiman Israel, menewaskan seorang tentara dan melukai tiga orang.
Ketiga penyerang tersebut tewas, menurut polisi, yang mengatakan para penyerang memiliki senapan serbu, pistol dan kapak, dan sedang mempersiapkan serangan di Yerusalem. Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. (AP/ToI)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...