Israel Tangkap Pemukim Yahudi Tepi Barat Atas Serangan di Palestina
Jerusalem, SATUHARAPAN.COM – Israel telah menangkap enam pemukim Tepi Barat atas kekerasan terhadap warga Palestina termasuk penyerangan dan upaya untuk membakar rumah. Dinas keamanan Shin Bet mengatakan pada hari Rabu (20/4), menguraikan para tersangka sebagai "Jaringan teror Yahudi".
Kelompok ini, termasuk satu orang tentara dan dua anak di bawah umur yang berupaya mengulangi tragedi pembakaran rumah pada tahun 2015 yang menewaskan tiga anggota keluarga Palestina di kota Tepi Barat, menurut pernyataan Shin Bet.
Israel telah menuduh para pemukim di Tepi Barat atas tiga kali pembunuhan pada kasus pembakaran di Duma dan menahan pemukim lainnya atas dugaan bagian komplotannya, bagian dari penindasan yang dilancarkan terhadap militan Yahudi diyakini berada di balik kekerasan terhadap orang Arab, Kristen, dan lokasi militer.
Kejahatan ini dikaitkan dengan tersangka yang penangkapannya diumumkan dalam pernyataan pada hari Rabu (20/4), termasuk percobaan pembakaran rumah Palestina, pelemparan granat gas air mata, dan serangan terhadap seorang petani yang terluka dalam serangan itu.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun Shin Bet mengatakan para tersangka sepenuhnya menyadari kemungkinan mereka akan mengambil nyawa dan bahkan telah "terinspirasi" oleh pembakaran mematikan Duma.
Tuduhan serius akan diajukan terhadap keenam pemukim ini dalam beberapa hari mendatang, kata dinas keamanan. Honenu, sebuah kelompok advokasi hukum yang mewakili tersangka, diduga akses mereka ke pengacara dibatasi guna membantu menekan mereka untuk mengakui kejahatan.
“Pemaksaan Pengakuan, ditambah menahan akses ke pengacara – ini bukan langkah yang tepat,” kata Aharon Rozen dari Honenu kepada radio Israel.
Rozen mengatakan bahwa, menurut pengakuan yang diberikan oleh dua tersangka di bawah umur, "maksud gamblang mereka adalah untuk mencegah dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa."
Lima dari mereka yang ditangkap berasal dari permukiman Nahliel, di Tepi Barat pusat. Yang keenam ini berasal dari permukiman Kiryat Arba, jauh ke selatan dekat kota Hebron.
Kebanyakan negara di dunia menganggap ini sebagai permukiman ilegal yang dibangun Israel di atas tanah yang diduduki dalam perang 1967 dalam upaya memerdekakan Palestina. (kav)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...