Istri Mendiang BN Marbun Ingin PSH Bersinar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Eva Marbun, istri mendiang Benedictus Nahot Marbun mengharapkan Pustaka Sinar Harapan bersinar dan mencerahkan bangsa.
Hal ini dikatakan Eva dalam kesan dan pesan yang dia sampaikan dalam acara pujian, kesaksian dan pengucapan syukur mengenang Benedictus Nahot Marbun pada Senin (27/10) malam WIB di Gedung Sinar Kasih, Lantai 6, Jakarta Timur.
“Saya bisa merasa bangga bapak (BN Marbun) dihargai oleh seluruh teman-teman di PSH. Dia sempat bercerita bahwa situasi sangat sedih (menyedihkan), akan tetapi sekarang (PSH) sudah mulai bangkit,” kata Eva.
Benedictus Nahot Marbun lahir pada 28 Februari 1936 di Sihikkit, Provinsi Sumatera Utara dan meninggal dunia pada 30 April 2014 di Heidelberg, Jerman. Sepanjang hayat laki-laki yang akrab disapa Pak Ben Marbun ini sempat mencicipi kursi “wakil rakyat” yakni sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta pada 1977 hingga 1982, selanjutnya menjadi anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) RI dua periode yakni mulai dari 1987 hingga 1992, kemudian mulai dari 1992 hingga 1997.
BN Marbun meninggalkan satu orang istri, Eva Marbun, dan dua orang putra, Nicolas Marbun dan Julian Marbun, satu orang menantu, serta satu orang cucu yang sehari-hari tinggal di Jerman.
Eva mengatakan andai suaminya masih hidup, BN Marbun pasti sangat senang dengan PSH yang mulai menunjukkan tanda kebangkitan.
“Apabila nanti suatu hari kami ke Indonesia lagi, kami pasti akan mengunjungi Pustaka Sinar Harapan,” Eva melanjutkan.
Dalam acara mengenang kepergian BN Marbun dihadiri pihak keluarga, Eva Marbun (istri), Nicolas Marbun dan Julian Marbun (kedua putera BN Marbun), rekan-rekan sesama alumni studi BN Marbun di Eropa, para mantan penulis yang pernah menulis buku di PT PSH.
Saat menjadi “wakil rakyat” kesibukan menulis BN Marbun sempat terhenti namun dia memiliki kecintaan besar terhadap dunia tulis-menulis sehingga pada 1990 dia resmi memiliki saham di Pustaka Sinar Harapan, kemudian pada 1996 dia mengeluarkan karya yakni berupa buku berjudul “DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya” dalam buku tersebut dia menuliskan kisah-kisahnya menjalani kehidupan politiknya. BN Marbun juga di tahun tersebut melahirkan karya lainnya berjudul “Kamus Politik” .
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Sinar Kasih, Titi Juliasih mengungkapkan kesan-kesan yang dia ingat bersama dengan BN Marbun.
“Pak Marbun orangnya tegas, dan lantang saat berbicara, tetapi begitu saya dan Pak Marbun membicarakan masalah karyawan atau kerusakan perusahaan Pak Marbun berbeda sikap,” Titi menjelaskan
BN Marbun, menurut Titi, bisa lemah lembut saat memikirkan nasib orang lain apabila menyangkut masalah karyawan yang di-PHK. Titi menyebut BN Marbun memikirkan hal yang bersifat sosial daripada kepentingan pribadi.
Kesehatan BN Marbun terganggu pada 2013, dan dia memutuskan mengundurkan diri dari posisi direksi pada 16 Mei 2013. Jauh sebelum itu, BN Marbun mengenal Penerbit PT Pustaka Sinar Harapan pada 1982 dan menerbitkan buku pertamanya pada 1983.
Sejak 22 Oktober 1990 dia memiliki saham di perusahaan penerbitan buku ini, kemudian sejak 2007 beliau menjabat Komisaris PT Pustaka Sinar Harapan sebelum menduduki posisi direktur mulai 25 Oktober 2012, jabatan beliau sebenarnya berakhir pada 24 Oktober 2016 akan tetapi karena alasan kesehatan dia mengundurkan diri tengah jalan sehingga mulai 2013 digantikan Sujud Swastoko hingga kini sebagai Direktur PT Pustaka Sinar Harapan.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...