Isu Pengurangan Stimulus Fed Membuat Dolar Melemah, Tapi Wall Street Menguat
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Kurs dolar melemah terhadap euro pada Senin (Selasa pagi, 10/12, WIB), karena para pedagang berdebat tentang apakah Federal Reserve akan segera mengurangi stimulus moneternya yang besar.
Euro naik menjadi 1,3737 dolar sekitar 22.00 GMT (Selasa 05.00 WIB) dari 1,3705 dolar pada saat yang sama Jumat (8/12).
Unit Eropa juga naik terhadap mata uang Jepang, menjadi 141,89 yen dari 141,03 yen. Dolar juga naik, dibeli 103,28 yen dibandingkan dengan 102,85 yen pada Jumat sore.
“Dolar AS bervariasi tetapi sebagian besar lebih rendah, karena pelaku pasar tampaknya tidak yakin bahwa laporan pekerjaan AS pada Jumat akan menyebabkan pergeseran kebijakan oleh Federal Reserve,” kata Nick Bennenbroek dari Wells Fargo Securities.
Kathy Lien dari BK Asset Management mencatat bahwa angka perdagangan China yang kuat pada akhir pekan lalu dan laporan penggajian (payrolls) non pertanian yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat, menunjukkan AS menambahkan 203.000 pekerjaan pada November, membantu mendorong dolar merosot terhadap euro dan pound serta kenaikannya terhadap yen.
“Aksi jual dalam mata uang komoditas menunjukkan bahwa selera risiko (risk appetite) terbatas,” katanya.
“Dengan tidak adanya laporan ekonomi utama AS yang dijadwalkan untuk rilis pada minggu ini, momentum di pasar dibatasi oleh ketidakpastian kebijakan Fed.”
Lien mengatakan sepotong data yang bisa mendorong Fed untuk mendukung pengurangan stimulus awal adalah laporan penjualan ritel untuk November pada Kamis (12/12).
“Jika belanja konsumen naik lebih dari 1,0 persen pada November, Fed akan memiliki kepercayaan diri untuk mengurangi pembelian obligasinya bulan ini dan ekspektasi pengurangan stimulus lebih awal akan mendorong dolar AS/yen ke posisi tertinggi baru,” katanya.
Tetapi jika pertumbuhan belanja melambat menjadi 0,2 persen atau kurang, bank sentral mungkin memilih untuk menunggu sampai musim belanja liburan berakhir, dan penundaan bisa memicu ambil untung dalam mata uang berisiko, ia menambahkan.
Dolar jatuh terhadap pound Inggris, yang diambil 1,6424 dolar dibandingkan dengan 1,6346 dolar pada Jumat.
Greenback merosot menjadi 0,8906 franc Swiss dari 0,8915 franc.
Wall Street Naik Tipis
Saham-saham di Wall Street sedikit lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena pejabat Federal Reserve menyatakan bahwa bank sentral bisa mengambil langkah kecil dalam pengurangan stimulusnya (tapering) pada pekan depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 5,33 poin (0,03 persen) menjadi 16.025,53.
Indeks berbasis luas S&P 500 menguat 3,28 poin (0,18 persen) menjadi ditutup pada 1.808,37, rekor tertinggi baru, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 6,23 poin (0,15 persen) menjadi 4.068,75.
James Bullard, Presiden The Fed cabang St. Louis, mengatakan dalam sebuah pidatonya bahwa “pengurangan stimulus kecil” dari program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan akan menjadikan kemungkinan pembuat kebijakan Fed bergulat dengan cara menanggapi tanda-tanda perbaikan ekonomi dan pasar pekerjaan.
Sebuah laporan pertumbuhan kuartal ketiga yang kuat dan data pekerjaan November cukup kuat yang dirilis pekan lalu, mendorong spekulasi mengenai apakah The Fed akan mulai menarik kembali stimulusnya 85 miliar dolar AS per bulan pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Saham perusahaan jasa makanan Sysco melonjak 9,7 persen setelah mengumumkan pengambilalihan saingan utamanya US Foods senilai 3,5 miliar dolar AS dalam transaksi saham dan tunai.
Kesepakatan itu menciptakan perusahaan raksasa distribusi makanan dengan 65 miliar dolar AS dalam penjualan tahunan.
American Airlines dan US Airways menyelesaikan merger panjang mereka untuk menjadi operator terbesar di dunia pada Senin dan mulai diperdagangkan di bawah simbol baru AAL, untuk American Airlines Group. Saham, yang mulai diperdagangkan di 23,95 dolar AS, berakhir pada 24,60 dolar AS, setelah sempat mencapai setinggi 25,44 dolar AS.
Saham Gilead naik 1,6 persen di tengah berita pada Jumat malam bahwa regulator obat AS telah menyetujui biotek obat baru perusahaan untuk infeksi hepatitis C.
McDonald turun 1,1 persen setelah melaporkan penurunan 0,8 persen dalam penjualan di AS pada November.
Harga obligasi naik. Imbal hasil obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,86 persen dari 2,88 persen pada akhir Jumat, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,89 persen dari 3,92 persen.
Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah. (AFP/Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...