Italia Latih Anjing Deteksi Pengidap COVID-19
ROMA, SATUHARAPAN.COM - Sementara orang di seluruh dunia masih terus menjadi korban pandemi COVID 19, Italia meningkatkan upaya pelacakan virus dengan sarana tambahan , yaitu anjing pelacak COVID yang memanfaatkan kemampuan penciuman mereka yang luar biasa.
Menyusul eksperimen serupa di Inggris, Prancis, Finlandia, Lebanon, dan India, Italpol sebuah perusahaan pengintaian Italia di Roma, melatih dua anjing herder dari Belanda dan satu dari Belgia agar trampil mengidentifikasi orang yang terinfeksi di tengah-tengah kerumunan atau antrean, baik penderita COVID 19 yang simptomatik maupun a-simptomatik.
Harapannya anjing-anjing pelacak COVID ini akan dikerahkan di stasiun kereta, bis, bandara, dan pelabuhan bersama dengan anjing pelacak narkoba dan bahan peledak.
Kalau eksperimen ini berhasil, ajing-anjing ini bisa digunakan di pos perbatasan, atau di stadion, pusat belanja, gedung konser, dan mencegah perebakan virus corona.
Setiap kali anjing mencium orang yang dicurigai, anjing itu akan duduk untuk memberitahu pawangnya, kemudian akan dilakukan uji lanjutan untuk mengkonfirmasinya.
Antonio Del Greco adalah direktur Italpol mengatakan, “Anjing ini disebut ‘anjing molekuler’ karena mengidentifikasi lewat molekul.
Biasanya di bandara, stasiun dan pelabuhan anjing melakukan pencarian narkoba atau handak, dan anjing anti COVID ini melakukan kegiatan yang kurang lebih sama, tetapi yang dilacak adalah molekul virus corona.”
Hidung anjing K9 dilengkapi dengan reseptor penginderaan sebanyak 300 juta dibandingkan hanya lima juta pada diri manusia.
Sel saraf yang disebut “olfactory neuron” dalam jumlah besar itu memungkinkan anjing pelacak mengidentifikasi unsur organis yang aktif, seperti virus COVID 19.
Menurut Greco, ada tiga anjing yang dilatih di sebuah pusat pelatihan di luar kota Roma.
Sementara anjing herder Jerman dianggap ras terbaik untuk anjing pelacak, pelatihnya kali ini memilih anjing herder Belanda dan Belgia karena dianggap lebih cocok untuk jenis pelacakan virus corona.
“Saat ini ada 3 anjing yang dipersiapkan. Ras yang biasanya digunakan untuk tujuan ini adalah anjing herder Jerman, tetapi anjing Belanda dan Belgia malah lebih baik. Hewan ini punya sifat-sifat yang lebih bagus dan karena itu lebih tepat untuk jenis kegiatan ini,” ujarnya.
Selama pelatihan, anjing-anjing ini belajar untuk mendeteksi bau dari sampel COVID, dan mengaitkannya dengan pemberian mainan, misalnya sebuah bola.
Pawang menyembunyikan bola ini dan memberinya kepada anjing kalau anjing itu berhasil mendeteksi bau yang tepat.
Pelatihan ini telah dimulai pada akhir Januari, berlangsung sekitar tiga bulan.
Anjing-anjing pelacak ini siap untuk dikerahkan pada awal musim panas, dan kalau eksperimen ini sukses maka anjing-anjing lain akan dilatih, sehingga bisa dibentuk sebuah satuan anjing pelacak COVID yang dilengkapi pawang-pawangnya. (VOA)
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...