IVAA Gelar Festival Arsip
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesian Visual Art Archive (IVAA) didirikan April 2007 sebagai organisasi nirlaba yang berkembang dari Yayasan Seni Cemeti (1995-2007), pada 19 September - 1 Oktober 2017 menggelar Festival Arsip "Fest! Sip IVAA" bertajuk "Kuasa Ingatan". Dalam konteks saat ini, membicarakan sejarah sambil mempertanyakan sumber dan versi menjadi penting melihat kerja pengarsipan di Indonesia.
Serangkaian program digelar selama penyelenggaraan "Fest! Sip IVAA" di beberapa tempat mulai dari Pameran Arsip dan Seni Berbasis Arsip hingga Seminar Internasional.
"Fest! Sip IVAA" dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Selasa (19/9) malam di Pusat Kebudayaan Kusnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Mengingat urgensi dari kerja arsip bagi perkembangan politik kebudayaan, Hilmar Farid menawarkan sebuah kerjasama bagi penyelenggaraan Festival Arsip untuk digelar setiap tahun bagi seluruh komunitas pegiat arsip di Indonesia.
"Saya membayangkan kita bisa membawakan (arsip) aslinya. Koes bersaudara masih ada. Jadi kalau sedandainya mereka bisa hadir di tengah-tengah kita tentu hal yang menarik untuk bisa berbagi." kata Hilmar dalam sambutannya.
Rangkaian program "Fest! Sip IVAA" meliputi Pameran Arsip dan Seni Berbasis Arsip yang berlangsung di ruang pamer PKKH-UGM 19 September-1 Oktober menampilkan Hafiz Rancajale, Uma Gumma, Yusuf Ismail. Made Bayak, Lab. Laba-laba, Bambang "Toko" Witjaksono, Uji "Hahan" Handoko, PR Seni, Andri William, LARAS (Studies of Music in Society), Club Etsa, dan Lashita Situmorang.
Pameran Komunitas Arsip Budaya Nusantara berikut Bursa Arsip yang berlangsung di Hall PKKH-UGM 29, 30 September dan 1 Oktober melibatkan Taman Baca Kesmina, Institut Dayakologi, Sonobudoyo, Tikar Media Nusantaram Sekolah Pedalangan Wayang Sasak, Studio AUdio Visual PUSKAT, Festival Film Dokumenter, Lokananta, Dewan Kesenian Jakarta, OK Video, Primannto Nugroho Pengelola Balai Bacaan Srigunting, Slamet Suwanto, Oak, Octopus, Circa, Papyrus, I-Boekoe, Tjap Petroek, Arsita Cangkang Srigala, Newseum, Arsivis Solo, Dodit Tokohitam.
Selama "Fest! Sip IVAA" digelar serangkaian kegiatan workshop, diskusi, maupun edukasi publik di ruang pamer maupun Hall PKKH-UGM. Sementara seminar internasional akan berlangsung 25-27 September 2017 di Ruang Kadarman, Gedung Administrasi Pusat Univ. Sanata Dharma Yogyakarta.
Pembukaan "Fest! Sip IVAA" menampilkan pementasan kelompok kesenian dalam kolaborasi LARAS studies of music in society yang menampilkan berbagai jenis musik yang berkembang sejak tahun 1930-an di Indonesia dalam sebuah rangkaian pementasan berikut narasi yang menyertainya semisal lagu Kicir-kicir dalam iringan gambang kromong, Jali-jali dalam iringan gamelan kontemporer, grup musik dari komunitas Jazz Mben Senen Tricotado yang terbiasa memainkan musik-musik jazz secara rapi memainkan lagu tahun 1950-an "Oentoek PJM Presiden Soekarno" yang diperkenalkan pertama kali oleh Lilis Suryani, begitupun dengan lagu "Aku Cinta Buatan Indonesia" karya Bimbo dengan mudah membawa ingatan pada salah satu acara TVRI "Apresiasi Film Indonesia".
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...