Jadi Kepala BIN, Sutiyoso Diminta Ungkap Kasus Munir

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –  Mantan Panglima Kodam Jaya (Pangdam) Sutiyoso mengatakan siap menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) setelah Presiden Joko Widodo mengajukan namanya kepada DPR RI.

"Saya siap jadi Kepala BIN. Jabatan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) akan saya lepas begitu dilantik," kata Sutiyoso  melalui pesan singkat yang diterima sejumlah wartawan, di Jakarta, Rabu (10/6).

Menanggapi hal tersebut Ketua SETARA Institute Hendardi menantang Sutiyoso untuk membuktikan diri layak menduduki jabatan Kepala BIN dengan kinerja yang baik. Sebab, sebagai sosok yang berasal dari purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pemimpin partai politik, tantangan yang akan dihadapi Sutiyoso sangat dinamis.

“Sutiyoso harus buktikan bahwa dirinya layak jadi Kepala BIN dengan kinerja. Karena posisinya yang purnawirawan militer pemimpin partai politik, tantangannya akan sangat dinamis,” kata Hendardi dalam pesan Blackberry Messenger kepada satuharapan.com, di Jakarta, Rabu (10/6).

Dia menjelaskan, nama Sutiyoso memang selalu dikaitkan dalam sejumlah kasus, namun posisi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai purnawirawan TNI memungkinkan terwujudnya reformasi di dalam tubuh BIN.

Selain itu, Hendardi menebak, nama Sutiyoso adalah jawaban Presiden Jokowi atas penolakan publik terhadap sejumlah tokoh yang sempat diinformasikan menduduki pucuk pimpinan BIN. “Ini juga bagian dari cara kerja Jokowi yang bagi-bagi kekuasaan kepada pendukungnya,” ucap dia.

Oleh karena itu, Hendardi dengan tegas mengatakan, tugas utama Sutiyoso dalam memimpin BIN ke depan adalah tetap patuh kepada Pancasila dan amanat Konstitusi Republik Indonesia, bukan menuruti perintah partai politik atau tunduk pada kekuasaan. “Sebagai indikator awal, Sutiyoso harus ungkap kasus Munir dan Penculikan yang secara institusional diduga melibatkan BIN,” ujar dia.

Editor : Eben Ezer Siadari