Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 13:08 WIB | Jumat, 30 September 2022

Jaga Stabilitas Devisa, Jokowi Minta Berwisata di Dalam Negeri Saja

Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), panglima daerah militer, kepala kepolisian daerah, dan kepala kejaksaan tinggi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 29 September 2022. (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo mendorong seluruh kepala daerah untuk mengajak masyarakat agar berwisata di dalam negeri. Hal tersebut penting dilakukan untuk menjaga agar sektor pariwisata tidak mengalami defisit dan menjaga stabilitas devisa di tengah krisis global.

Jokowi mengatakan itu dalam pengarahannya kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), panglima daerah militer, kepala kepolisian daerah, dan kepala kejaksaan tinggi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 29 September 2022.

“Ajak masyarakat kita, ini kita bisa defisit wisata kita, yang datang ke sini belum banyak, yang keluar malah banyak sekali. Hati-hati, devisa kita bisa lari lagi kalau caranya kita tidak rem,” kata Presiden.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki daerah-daerah tujuan wisata yang baik. Presiden memerinci beberapa daerah: Bali, Labuan Bajo, Wakatobi, Danau Toba, Raja Ampat, Bromo, Jogja, Bangka Belitung (Babel), hingga Jakarta.

“Hati-hati, sekali lagi, tolong masyarakat diajak, Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Wali Kota, ajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri saja,” imbuhnya.

Kepala Negara menyayangkan, di tengah situasi krisis global saat ini, justru banyak pihak yang memilih untuk berkunjung ke luar negeri. Presiden menilai bahwa hal tersebut seharusnya bisa dibatasi.

“Kenapa dalam situasi krisis global seperti ini malah berbondong-bondong ke luar negeri? Dipamer-pamerin di Instagram, apalagi (dilakukan oleh) pejabat,” kata Presiden.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk dapat membatasi kegiatan kunjungan ke luar negeri, dan mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri. Presiden sendiri mengaku sangat selektif dalam memilih kunjungan ke luar negeri dan hanya memilih kunjungan yang akan memberikan manfaat signifikan.

“Saya diundang ke luar negeri itu mungkin setahun bisa lebih dari 20 undangan. Saya datang paling dua atau tiga, karena betul-betul saya rem. Ini ada manfaat konkret enggak sih? Karena juga keluar uang kita itu. Jadi hal-hal yang seperti itu direm. Rakyat juga kita beri tahu, gunakan untuk wisata di dalam negeri saja,” kata Presiden

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home