Jajak Pendapat Time: Jokowi Tertinggal Jauh dari Modi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setiap tahun majalah Time melakukan jajak pendapat untuk memilih Person of the Year (PoY). Untuk memilih PoY tahun ini, jajak pendapat sudah dibuka dan pembaca Time dapat berpartisipasi memberi suara melalui Facebook, Twitter maupun lewat situs majalah tersebut, Time.com.
Presiden Joko Widodo termasuk salah satu tokoh yang masuk nominasi. Namun, tampaknya pendukungnya harus berpartisipasi lebih banyak apabila menginginkannya menjadi pemenang. Menurut pantauan satuharapan.com, peringkat Jokowi masih labil di level bawah bahkan cenderung melorot.
Menurut hasil sementara jajak pendapat pagi ini (21/11) pukul 08:00, sebagaimana dapat dilihat pada situs majalah itu, Jokowi berada di urutan ke-27, melorot dari posisinya di peringkat 20 tadi malam pukul.21:00. Jokowi pagi ini mengantongi 1,5 persen suara, turun dari 1,8 persen tadi malam.
Perdana Menteri India, Narendra Modi justru melesat. Tadi malam ia berada di peringkat kedua di bawah Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin. Namun pagi ini ia melesat ke posisi nomor satu, dengan 9, 9 persen suara.
Narendra Modi adalah mantan tokoh oposisi India yang melesat menjadi tokoh populer karena pandangan-pandangan nasionalistiknya. Partai yang dipimpinnya, Bharatiya Janata Party (BPJ) memenangi pemilihan parlemen Mei lalu, mengalahkan Partai Kongres yang berkuasa, dengan keunggulan mutlak.
Hasil hasil perhitungan suara menunjukkan BPJ meraih 282 kursi parlemen. Dengan perolehan suara sebanyak ini, Narendra Modi berhak menjalankan pemerintahan tanpa berkoalisi dengan partai lain.
Oleh para pengamat Barat, ia dielu-elukan menciptakan sejarah baru setelah selama 25 tahun dinasti Jawaharlal Nehru memerintah di negara berpenduduk terbesar kedua dunia tersebut. Partai Kongres pimpinan Rahul Gandhi, mengakui kekalahan.
Semula hubungan Modi dengan Amerika Serikat kurang harmonis, tetapi Paman Sam mulai ramah kepadanya menjelang Pemilu diadakan, saat kemenangan Modi mulai terlihat di depan mata. Pemerintah AS mengumumkan tidak ada larangan bagi Modi apabila ingin berkunjung ke AS. Padahal sebelumnya, nama Modi masuk dalam daftar hitam.
Menurut keterangan redaksi majalah Time, siapa yang akan terpilih menjadi PoY tidak sepenuhnya tergantung pada jumlah vote. Pada akhirnya yang memilih adalah para editor majalah terkenal tersebut. “Namun kami selalu tertarik untuk mendengar siapa yang sebaiknya menjadi PoY menurut pembaca,” demikian penjelasan Time pada situs resminya.
Selama sembilan dekade, Time telah menyelenggarakan polling ini. Sejumlah nama tenar, seperti Mahatma Gandhi, Adolf Hitler, Elizabeth II dan Barack Obama pernah terpilih. Namun, yang menjadi pemenang tidak selalu orang. Sekali waktu, Komputer pernah menjadi PoY majalah Time. Juga Pengunjuk Rasa dan Tentara AS.
“Predikat PoY diberikan kepada mereka yang karena kebaikan atau keburukannya, telah mempengaruhi berita dan kehidupan kita di tahun yang berlalu,” kata Time.
Jajak pendapat akan berakhir pada 6 Desember mendatang dan hasilnya sudah akan diketahui pada tanggal 8 Desember.PoY akan diumumkan secara resmi pada Today Show di televisi NBC pada 10 Desember.
Tahun lalu, PoY majalah Time adalah Paus Fransiskus. Ia merupakan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang menjadi paus Gereja Katolik. Sedangkan tahun sebelumnya, PoY Time adalah Presiden AS, Barack Obama.
Berdasarkan peringkat pagi ini, tigapuluh teratas adalah sebagai berikut, dengan catatan, urutan ini masih sangat rentan bergeser dalam waktu yang singkat, sehingga belum dapat dijadikan acuan permanen: Marendra Modi, Vladimir Putin, John Kerry, para dokter dan perawat Ebola, Malala Yousafzai, Elon Musk, Hillary Clinton, Perempuan Boko Haram, Laverne Cox, Tim Cook, Penentang Ferguson, Xi Jinping, Taylor Swift, Paus Francis, Rand Paul, Dilma Rousseff, Joshua Wong, Bashar al-Assad, Angela Merkel, Travis Kalanick, Jennifer Lawrence, Abu Bakr al-Baghdadi, Reed Hastings, Pete Frates dan Pat Quinn, Barack Obama, Jack Ma, Joko Widodo, Benjamin Netanyahu, Jeff Bezos, Abdel Fattah El Sisi.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...