Jakarta Selatan Banjir, Warga Dievakuasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Permukiman di Jalan Nipah Pulo Raya dan Kampung Sawah, Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tergenang luapan Kali Krukut setinggi 1,5 meter. Puluhan warga pun harus dievakuasi ke tempat lebih tinggi.
"Ini paling parah, sudah dua tahun nggak pernah tergenang rumah saya. Kemarin tergenang cuma di jalan aja, biasanya nggak pernah kayak gini. Tahun 2016 sama sekali nggak pernah banjir walaupun hujan gede. Katanya ada dinding yang jebol," ujar Junprano (32) warga RW 01, Sabtu (27/8) malam.
Kepala Seksi Penyelamatan Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, Sartono mengatakan, kurang lebih 50 warga dievakuasi. Mereka memutuskan untuk mengungsi ke rumah saudara.
Pantauan Beritajakarta.com, petugas masih menyisir Jalan Nipah Pulo Raya dan Kampung Sawah untuk membantu warga yang terjebak banjir untuk dievakuasi. Di sisi lain, petugas juga mengantar warga yang ingin pulang ke rumah mereka.
"Kita siagakan dua perahu karet, ditambah dua perahu karet punya warga dan 20 personel Sudin PKP. Sudah banyak warga yang dievakusi, mereka ngungsi ke rumah saudaranya," kata Sartono.
Selain itu, pohon akasia setinggi kurang lebih 10 meter dengan diameter 30 sentimeter di jalan Pulo Raya IV tumbang menimpa kabel listrik. Alhasil, permukiman yang berada di belakang Kantor Wali Kota Jakarta Selatan ini gelap gulita.
"Kita sudah evakuasi pohon yang tumbang, listrik dipadamkan soalnya lagi banjir, bisa nyetrum," tandasnya.
Sampai saat ini, ketinggian genangan belum surut secara signifikan. Petugas masih tetap melayani warga yang terjebak banjir.
Tingginya debit air Kali Krukut pasca hujan juga membuat ruas Jalan Woltermonginsidi, Kelurahan Petogoan, Kebayoran Baru, tergenang air setinggi betis orang dewasa.
Air yang berasal dari Jalan Wijaya Timur mengalir cukup deras. Akibat genangan itu, hanya satu ruas Jalan Woltermonginsidi yang bisa dilalui kendaraan. Alhasil, kemacetan panjang pun tidak terhindari, baik dari arah Blok S menuju Tendean, maupun arah sebaliknya.
Fahrihin (35), warga Jalan Wijaya Timur mengatakan, air mulai menggenangi jalan sejak pukul 17.00. Dikatakan Fahri, genangan di jalan ini baru pertama kali terjadi pada tahun ini.
"Dari jam 17.00. Kalau ke dalam rumah saya di Jalan Wijaya Timur bisa sedada arusnya di dalam kencang banget. Tahun 2016 ini baru kali ini Jalan Woltermonginsidi banjir, seperti banjir tahunan," ujar Fahrihin.
Sampai pukul 21.00, air masih menggenangi Jalan Woltermonginsidi. Kepadatan kendaraan di jalan ini masih terjadi. Sebab satu lajur jalan ini menjadi dua arah. Di samping itu, banyak pengendara motor seketika berhenti di tengah dan pinggir jalan lantaran kebingungan hendak nenerobos atau putar balik.
"Tumben-tumbenan nih jalan banjir, biasanya nggak kayak begini," keluh Sapri (27) salah seorang pengendara.
Kemacetan akibat banjir juga meluas termasuk jalan menuju kawasan Depok. Akun @TMCPoldaMetro mengatakan, sejak pukul 17.02 WIB, banjir terjadi di depan Universitas Pancasila, Lenteng Agung.
Sementara itu genangan air setinggi 70 sentimeter membuat lalu lintas di Kemang macet total. Kendaraan belum bisa melintas di kawasan itu. Banyak kendaraan yang memaksa melintas justru mogok.
Kemacetan lain terjadi di kawasan menuju Pondok Indah dari Permata Hijau. Penyebab utamanya adalah genangan air setinggi 50 sentimenter di depan Gandaria City.
Kemudian ada juga pohon tumbang menutupi Jalan di lampu merah Pasar Raya Blok M. Pada pukul 16.42 WIB, genangan air setinggi 50 sentimenter juga terpantau di Jalan Dharmawangsa dan tidak bisa dilintasi kendaraan. (beritajakarta.com/viva.co.id)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...