Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta Widiadi 11:49 WIB | Sabtu, 23 Maret 2013

Jakarta Water Forum untuk Atasi Krisis Air

Jakarta Water Forum dan Komunitas Pendukungnya

JAKARTA - Krisis air merupakan isu yang saat ini mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Hal itulah yang mendasari Indonesia terutama Gerakan Ciliwung Bersih membuat suatu acara yang berjudul Solusi Air Berbasis Masyarakat, pada Selasa (22/3) kemarin di Gedung Sektretariat Gerakan Ciliwung Bersih, Jakarta Pusat.

Pada acara ini, diselenggarakan forum diskusi dengan nara sumber dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum, komunitas-komunitas peduli Ciliwung dan juga tamu undangan dari komunitas-komunitas lain serta beberapa perusahaan swasta.

Alasan dan tujuan pembentukan Jakarta Water Forum (JWF) adalah mencari solusi yang memungkinkan dan memastikan suplai air di Jakarta yang berkualitas dan berkelanjutan. JWF juga melibatkan kelompok swadaya masyarakat dan masyarakat sipil guna mencari solusi terhadap keterbatasan sumber air baku di Jakarta.

Hal ini dimaksudkan untuk membentuk suatu wadah yang bekerja lebih fokus, intensif dalam mengupas masalah, serta merekomendasikan berbagai masukan untuk membentuk kebijakan di Jakarta. Adapun kerjasama antara Jakarta Water Forum dengan berbagai instansi yang terkait menghasilkan suatu peta jalan atau road map penyelamatan suplai air di Jakarta.

Saat ini, anggota Jakarta Water Forum adalah Pelayanan Air Minum DKI Jakarta (PAM Jaya), Pam Lyonnaise Jaya (Palyja), PT. Aetra, Badan Regulator PAM DKI Jakarta, Bapeda DKI, Forum Komunikasi Muslim Indonesia (Forkami), Komunitas Ciliwung, Forum Komunikasi Mahasiswa D3 Farmasi Makasar (Forkamsi), Komite Pelanggan Air Minum (KPAM) DKI Jakarta dan beberapa individu pemerhati masalah air minum di Jakarta.

Biopori
Acara ini juga mengajak masyarakat untuk membuat biopori di rumah-rumah. Hal ini berdasar pada kalkulasi pengandaian, jika ada 5000 rumah di Jakarta dan seluruhnya mau membuat minimal dua biopori, maka 10.000 biopori bisa didapatkan, dan ini tentu bisa menjadi solusi pengairan yang baik di perkotaan.

Biopori sendiri adalah sebuah lubang yang dibentuk di tanah dengan kedalaman satu meter yang bertujuan agar air hujan tidak langsung hanyut menuju sungai, tapi sempat diserap ke dalam tanah. Sehingga ketersediaan air tanah tetap berlanjut, apalagi dengan banyaknya warga Jakarta yang mengandalkan air tanah untuk kebutuhan hidup.Namun, dari hasil forum diskusi ini, didapatkan bahwa biopori tidak cukup untuk menyelamatkan Jakarta dari berkurangnya air tanah. Diperlukan sesuatu yang lebih besar agar hasilnya lebih efektif. Inilah yang dilakukan oleh Komunitas Tirtayasa yang merupakan komunitas swadaya masyarakat.

Mereka membuat Lubang Resapan, yaitu sebuah lubang sedalam 12 meter, yang bertujuan sama seperti biopori, biaya yang dibutuhkan memang tidak sedikit sekitar 1 juta rupiah per lubang, namun hasil yang didapatkan sangat baik. adapun perusahaan-perusahaan besar diharapkan turut berpartisipasi dalam skala yang lebih besar yaitu membuat Sumur Resapan, dengan tujuan yang sama seperti biopori.

Ketua Dewan Pembina Gerakan Ciliwung Bersih dan Istri Menteri Negara Lingkungan Hidup, Racmat Witoelar, Erna Witoelar menyatakan, "Dunia usaha dan komunitas masih harus dikembangkan perlahan, namun komitmen kearah sana patut kita hargai". Karena semuanya ini memang membutuhkan kolaborasi dan integrasi dari seluruh pihak yang ada.    


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home