Jaket Anti Ngantuk Universitas Brawijaya Raih Medali Emas
MALANG, SATUHARAPAN.COM - Tim pembuat jaket antingantuk Smart Android Jacket for Safety Riding and Relaxation (SIJAR) Universitas Brawijaya (UB), berhasil memperoleh penghargaan medali emas pada ajang The 3rd International Innovation Design and Articulation (i-IDeA) 2016. Kompetisi ini diselenggarakan pada 27-29 April di Universiti Teknologi MARA (UiTM), Perlis, Malaysia.
Hadir secara langsung memberikan penghargaan ini adalah Menteri Kementerian Sains, Teknologi Dan Inovasi Malaysia, Datuk Dr Abu Bakar Bin Mohamad Diah.
Tim SIJAR terdiri atas Muhammad Nur Azis (Teknik Mesin), Azis Yasir N (Teknik Mesin), Ahmad Fauzi (Teknik Mesin), Novita Qurrota A (Kedokteran), dan Nardo Golan (Teknik Elektro).
Pada kompetisi ini, Tim SIJAR mengikuti kelas event C untuk tingkat mahasiswa dan sederajat. Jumlah peserta total kelas event C adalah 106 tim dari tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
“Pada kategori ini ada lima tim yang mendapatkan gold medal termasuk kami. Alhamdulillah tim kami satu-satunya tim dari Indonesia yang mendapatkan gold medal di semua kelas,” kata Ketua Tim SIJAR Muhammad Nur Aziz, seperti dirilis pada situs ub.ac.id.
Jaket SIJAR merupakan pengembangan dari Jaket Smart Electric Jacket for Safety and Relaxation (SEJSAR), yang telah dibuat sebelumnya.
Jaket ini berfungsi mencegah pengemudi motor mengantuk di tengah jalan. Prinsip kerja jaket yaitu, ketika sensor membaca denyut nadi pengemudi kurang dari batas parameter jumlah normal per menit, maka alarm yang ada di jaket akan berbunyi. Alarm ini berfungsi sebagai peringatan bahwa pengguna berada pada kondisi kantuk atau lelah.
Jaket dilengkapi alat terapi listrik, yang berhubungan langsung dengan kulit pengguna. Ketika alarm berbunyi, terapi listrik ini akan berfungsi. Namun, ketika denyut nadi pengguna kembali normal, terapi listrik akan berhenti. Terapi listrik ini, memberikan efek relaksasi agar sirkulasi pada tubuh berjalan normal kembali dan suplai oksigen menjadi maksimal.
Keunikan lainnya, ada pada pemanfaatan energi panas tubuh untuk memenuhi energi listrik operasionalnya. Jaket memanfaatkan perbedaaan temperatur antara tubuh dan lingkungan untuk menghasilkan energi listrik melalui media termoelektrik.
“Untuk kompetisi ini, jaket SIJAR ditambahkan dua konsep baru yang menonjol, yakni penambahan oximeter untuk mengukur saturasi oksigen dan penambahan aplikasi android,” kata Azis.
Azis mengatakan, Oximeter ini berguna untuk mengetahui saturasi oksigen pengguna jaket. Ketika saturasi pengemudi tidak normal (di bawah 95 persen), dapat mengindikasikan pengguna berada pada kondisi kelelahan atau mengalami gangguan kantuk yang tidak normal (istilah medisnya OSA = obstructive sleep apneu).
Sementara itu, penambahan aplikasi android berfungsi memudahkan dalam mengkontrol dan memproses alat melalui media smartphone.
Juri dalam kompetisi ini, berdasarkan keterangan Azis, menyampaikan komentar positif atas inovasi ini. Namun, mereka memberikan masukan untuk lebih mengutamakan pengujian kepada pengguna. Kemudian, data pengujian tersebut dikumpulkan menjadi sebuah statistik untuk menguatkan kegunaan alat.
“Ini sejalan dengan visi tim kami ke depan. InsyaAllah saat ini kami sesering mungkin menguji kualitas dan kinerja alat,” kata mahasiswa angkatan 2012 tersebut.
Hal ini ditujukan agar nantinya tidak hanya keamanan jaket yang dioptimalkan, namun kenyamanan pengguna dalam memakai alat. Ini untuk mendukung upaya komersialisasi jaket ke depan.
“Alhamdulillah kami sangat bersyukur, tim mendapatkan hasil yang lebih dari ekspektasi kami. Awalnya kami hanya ingin mempromosikan alat agar diakui, namun akhirnya malah mendapatkan gold medal,” katanya.
Editor : Sotyati
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...