Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 10:56 WIB | Minggu, 11 Agustus 2024

Jaksa Agung Louisiana Minta Pengadilan Tolak Gugatan UU Sepuluh Perintah Allah

Jaksa Agung Louisiana, Liz Murrill, berbicara sambil memegang pajangan mini yang memperlihatkan Sepuluh Perintah Allah selama konferensi pers mengenai Sepuluh Perintah Allah di sekolah-sekolah pada hari Senin, 5 Agustus 2024, di Baton Rouge, Lousiana. Murrill mengumumkan pada hari Senin bahwa ia mengajukan surat singkat di pengadilan federal yang meminta hakim untuk menolak gugatan yang berupaya untuk membatalkan undang-undang baru negara bagian yang mengharuskan Sepuluh Perintah Allah dipajang di setiap ruang kelas sekolah umum. (Foto: Hilary Scheinuk/The Advocate via AP)

BATON ROUGE-LOUISIANA, SATUHARAPAN.COM-Jaksa agung Louisiana, Amerika Serikat, mengumumkan pada hari Senin (5/8) bahwa ia meminta pengadilan federal untuk menolak gugatan yang berupaya untuk membatalkan undang-undang baru negara bagian yang mengharuskan Sepuluh Perintah Allah dipajang di setiap ruang kelas sekolah umum paling lambat tanggal 1 Januari.

Gugatan tersebut diajukan pada bulan Juni oleh orangtua dari anak-anak sekolah umum Louisiana dengan berbagai latar belakang agama yang berpendapat bahwa undang-undang tersebut melanggar bahasa Amandemen Pertama yang melarang pembentukan agama oleh pemerintah dan menjamin kebebasan beragama.

Para pendukung undang-undang tersebut berpendapat bahwa undang-undang tersebut tidak hanya bersifat keagamaan, tetapi juga bahwa Sepuluh Perintah Allah memiliki signifikansi historis terhadap dasar hukum AS.

Saat anak-anak di Louisiana bersiap untuk kembali ke sekolah bulan ini, pejabat negara bagian menunjukkan contoh poster berukuran besar yang menampilkan Sepuluh Perintah Allah yang menurut Jaksa Agung Liz Murrill "secara konstitusional mematuhi hukum."

Anggota Partai Republik tersebut mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya distrik sekolah yang telah mulai menerapkan mandat tersebut, karena poster-poster tersebut "belum diproduksi."

Murrill mengatakan bahwa ringkasan pengadilan yang diajukan, yang belum tersedia saat ini, menyatakan bahwa "gugatan tersebut prematur dan penggugat tidak dapat membuktikan bahwa mereka mengalami cedera yang sebenarnya."

"Itu karena mereka belum menyatakan telah melihat pajangan apa pun dan mereka tentu tidak dapat menyatakan bahwa mereka telah melihat pajangan Sepuluh Perintah Allah yang melanggar hak konstitusional mereka," tambahnya.

Murrill menunjuk lebih dari selusin poster yang dipajang selama konferensi pers hari Senin untuk mendukung argumennya bahwa pajangan tersebut dapat dilakukan secara konstitusional, dengan mengatakan bahwa poster tersebut juga menunjukkan signifikansi historis dan budaya dari Sepuluh Perintah Allah.

Beberapa poster menampilkan kutipan dari tokoh-tokoh terkenal — mendiang Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg, Martin Luther King Jr., Moses, dan Ketua Kongres AS, Mike Johnson — yang merujuk pada Sepuluh Perintah Allah.

Poster-poster lainnya mengambil pendekatan yang lebih modern, bahkan menggunakan meme. Salah satu contohnya adalah poster yang menyertakan foto dari film tahun 2004 “Mean Girls,” di mana karakter utama yang diperankan oleh Rachel McAdams berkata, “Mengapa kamu begitu terobsesi denganku?” Meme tersebut dikelilingi oleh berita utama tentang gugatan yang diajukan terhadap mandat baru tersebut. Pajangan lainnya menampilkan Sepuluh Perintah Allah di samping lirik dari “Ten Duel Commandments,” sebuah lagu dari musikal pemenang penghargaan Tony karya Lin-Manuel Miranda “Hamilton.”

“Masing-masing poster ini menggambarkan sesuatu yang kami yakini mewakili penerapan hukum secara konstitusional,” kata Murrill.

Berdasarkan bahasa hukum tersebut, “setiap otoritas pengelola sekolah umum” akan memutuskan seperti apa poster mereka nantinya. Sepuluh Perintah Allah harus dipajang pada poster atau dokumen berbingkai berukuran minimal 11 inci kali 14 inci (28 kali 36 sentimeter) dengan fokus utama pada perintah-perintah tersebut dan “dicetak dengan huruf besar yang mudah dibaca.”

Selain itu, setiap poster harus dipasangkan dengan pernyataan konteks empat paragraf.

Para pembuat undang-undang juga menentukan versi Sepuluh Perintah Allah yang akan digunakan — versi ringkas dari bagian Kitab Suci (Alkitab) dalam Kitab Keluaran. Versi tersebut memiliki kaitan dengan film “The Ten Commandement” dari tahun 1956, dan merupakan variasi dari versi yang umumnya dikaitkan dengan Protestan.

Gubernur dari Partai Republik, Jeff Landry, menandatangani undang-undang tersebut pada bulan Juni — menjadikan Louisiana satu-satunya negara bagian yang mewajibkan Sepuluh Perintah Allah dipajang di ruang kelas semua sekolah umum dan universitas yang didanai negara. Langkah tersebut merupakan bagian dari serangkaian prioritas konservatif yang menjadi undang-undang tahun ini di Louisiana.

Ketika ditanya apa yang akan dikatakannya kepada orangtua yang kesal dengan Sepuluh Perintah Allah yang dipajang di ruang kelas anak mereka, gubernur menjawab: "Jika poster-poster itu ada di sekolah dan mereka (orangtua) menganggapnya sangat vulgar, beri tahu saja anak itu untuk tidak melihatnya."

Dalam kesepakatan yang dicapai oleh pengadilan dan negara bagian bulan lalu, lima sekolah yang secara khusus disebutkan dalam gugatan tersebut tidak akan memasang perintah-perintah itu di ruang kelas sebelum 15 November dan tidak akan membuat peraturan yang mengatur penerapan hukum sebelum itu. Batas waktu untuk mematuhinya, 1 Januari 2025, tetap berlaku untuk sekolah-sekolah di seluruh negara bagian.

Undang-undang baru Louisiana tidak mengharuskan sistem sekolah untuk membelanjakan uang publik untuk poster-poster Sepuluh Perintah Allah. Undang-undang itu memungkinkan sistem sekolah untuk menerima poster-poster sumbangan atau uang untuk membayar biaya pemasangan poster. Masih ada pertanyaan tentang bagaimana persyaratan itu akan ditegakkan dan apa yang terjadi jika tidak ada cukup sumbangan untuk mendanai mandat tersebut. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home