Jaksa Ukraina: Ditemukan Korban Penyiksaan oleh Pasukan Rusia
Amerika Serikat menyerukan pengadilan untuk kejahatan perang.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Kantor Jaksa Agung Ukraina melaporkan pada hari Senin (4/4) menemukan mayat lima pria di ruang bawah tanah fasilitas kesehatan anak-anak di kota Bucha, menambahkan bahwa mereka disiksa dan dibunuh oleh pasukan Rusia.
"Ruang penyiksaan ditemukan di sanatorium anak-anak di Bucha oleh jaksa dan petugas polisi Regional Kiev," kata jaksa, Iryna Venediktova, di Twitter.
Dia menambahkan: “Kami akan menetapkan semua keadaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Federasi Rusia, orang-orang yang terlibat dan membawa mereka ke pengadilan.”
Menurut kantor Jaksa Agung Ukraina, kelima pria itu adalah “warga sipil tak bersenjata” yang “dipukuli” dan “dibunuh” oleh “tentara Rusia.”
Presiden Menyamakan dengan Genosida
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Senin (4/4) bahwa Rusia memperlakukan Ukraina "lebih buruk daripada hewan", menambahkan bahwa ia percaya kekejaman yang dilakukan di Bucha sama dengan "genosida."
“Ini adalah kejahatan perang, dan mereka akan diakui oleh dunia sebagai genosida. Kami menyadari ribuan orang dibunuh dan disiksa, dengan anggota badan yang dipotong. Memperkosa perempuan, membunuh anak-anak. Saya percaya ini adalah genosida,” kata Zelenskyy.
Sementara itu, Barat telah mengutuk "kejahatan perang" Rusia dan Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan membahas dengan sekutunya bagaimana meminta pertanggungjawaban Presiden Rusia, Vladimir Putin.
AS: Pengadilan untuk Kejahatan Perang
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada hari Senin menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan untuk digelar pengadilan, menambah kecaman global atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha di Ukraina ketika lebih banyak gambar grafis dari kematian mereka muncul.
“Anda melihat apa yang terjadi di Bucha,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih. "Ini menjamin dia, dia adalah penjahat perang."
Penemuan kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat di Bucha, di luar kota Kiev, sebuah kota yang direbut pasukan Ukraina dari pasukan Rusia, tampaknya akan mendorong Amerika Serikat dan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.
“Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus memberikan Ukraina senjata yang mereka butuhkan untuk melanjutkan pertarungan. Dan kita harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan, memiliki pengadilan kejahatan perang,” kata Biden.
Putin “brutal. Dan apa yang terjadi di Bucha keterlaluan, dan semua orang melihatnya,” kata Biden ketika utusan PBB-nya mengumumkan Washington akan meminta penangguhan Rusia dari anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Kremlin dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha, di mana dikatakan kuburan dan mayat telah direkayasa oleh Ukraina untuk menodai Rusia.
Pejabat pertahanan AS mengatakan Pentagon tidak dapat secara independen mengkonfirmasi kekejaman tersebut.
Biden sebelumnya menyebut Putin sebagai penjahat perang setelah invasi Moskow pada 24 Februari terhadap tetangganya, kata-kata yang disebut Kremlin semakin merusak hubungan AS-Rusia. Senat AS menyebut Putin sebagai penjahat perang dalam sebuah resolusi bulan lalu.
Mengutip apa yang dia sebut gambar “mengerikan”, Jim Risch, Republikan terkemuka di Komite Hubungan Luar Negeri Senat mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Masyarakat internasional juga harus mengambil langkah-langkah konkret untuk meminta pertanggungjawaban Putin dan kroni-kroninya atas kejahatan perang mereka.”
Dari Demokrat, Bob Menendez, ketua komite, mengatakan: "Putin harus bertanggung jawab atas serangan tragis dan biadab ini terhadap warga sipil tak berdosa." (Reuters/Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...