Jambu Biji, Gudang Vitamin C
SATUHARAPAN.COM – Orang menyebutnya jambu biji, jambu batu, atau jambu klutuk. Mudah dijumpai di pasar buah, jambu biji bukanlah buah dari tanaman asli Indonesia. Mengutip dari Wikipedia, jambu biji adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, yang disebarkan ke Indonesia melalui Thailand.
Di pasar, dapat dijumpai aneka kultivar jambu biji, dibedakan dari warna buah dan daging buahnya. Ada yang buahnya berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih, buah berwarna hijau dengan daging buah berwarna merah, ataupun ada pula jambu biji dengan buah yang berasa asam-manis. Beberapa kultivar tersebut di antaranya jambu tanjung barat, jambu getas merah, jambu bangkok, dan jambu sukun yakni jambu tanpa biji yang mulai jarang dijumpai.
Tumbuhan jambu biji, yang masuk dalam famili Myrtaceae, memiliki nama ilmiah Psidium guajava. Mengutip dari blog.umy.ac.id, psidium berasal dari bahasa Yunani, “psidium”, yang berarti delima, sementara “guajava” berasal dari nama yang diberikan oleh orang Spanyol. Dalam bahasa Inggris, buah ini dikenal dengan nama guava.
Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak. Tingginya dapat mencapai 3-10 meter. Umur tanaman umumnya sekitar 30-40 tahun.
Batang jambu biji memiliki ciri khusus, di antaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat, dan padat. Kulit kayu tanaman jambu biji halus dan mudah terkelupas. Pada fase tertentu, tanaman mengalami pergantian kulit. Batang dan cabang-cabangnya mempunyai kulit berwarna cokelat.
Daun jambu biji berbentuk bulat panjang atau bulat oval, berujung tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, atau hijau berbelang kuning.
Tanaman jambu biji dapat berbuah dan berbunga sepanjang tahun. Bunga keluar di ketiak daun. Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri atas 5 helai. Benang sari banyak dengan tangkai sari berwarna putih.
Bunganya dua macam, ada yang sempurna, sehingga pembuahan akan terbentuk jika terjadi penyerbukan, ada pula yang pembuahan tanpa penyerbukan (partenokarpi), sehingga terbentuk buah jambu biji tanpa biji.
Di Indonesia, budidaya jambu biji dijumpai di antaranya DKI Jakarta, Jawar Barat meliputi Karawang dan Cirebon, Jawa Tengah meliputi Grobogan, Pekalongan, Jepara, Kudus, Purbalingga, Cilacap, Gombong, Wonogiri, Semarang dan Sukoharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo, juga Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan, dan Sumatera.
Salah satu negara yang mengembangkan budidaya jambi biji adalah India. Mengutip dari nhb.gov.in, jambu biji merupakan satu di antara buah komersial penting di India urutan keempat setelah mangga, pisang, dan jeruk.
India terus mengembangkan areal budidaya jambu biji, terutama di wilayah Uttar Pradesh, Bihar, West Bengal, Maharashtra, Chhattisgarh, Tamil Nadu, Karnataka, Madhya Pradesh, Gujarat, dan Andhra Pradesh.
Manfaat dan Khasiat Jambu Biji
Buah jambu biji umumnya dikonsumsi langsung tanpa dikupas karena mengandung banyak serat. Selain bisa dikonsumsi langsung, buah jambu biji biasanya diolah menjadi jus, salad, dan aneka makanan penutup.
Buah jambu biji, mengutip dari Wikipedia, dikenal mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah mengindikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan.
Kandungan buah jambu biji (dalam 100 gr), mengutip dari IPTEKnet (15 Januari 2007): kalori 49 kal; vitamin A 25 SI; vitamin B1 0,02 mg; vitamin C 87 mg; kalsium 14 mg; hidrat arang 12,2 gram; fosfor 28 mg; besi 1,1 mg; protein 0,9 mg; lemak 0,3 gram; dan air 86 gram.
Salah satu kandungan nutrisi yang terdapat pada jambu yang bermanfaat untuk tubuh selain vitamin C adalah asam askorbat. Kandungan vitamin C dalam satu buah jambu biji, menurut Wikipedia, empat kali lebih banyak daripada vitamin C pada buah jeruk, namun sumber lain menyebutkan dua kali lipat kandungan vitamin C jeruk manis.
Vitamin C ini sangat baik sebagai zat antioksidan. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal. Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang. Selain pemasok vitamin C, jambu biji juga kaya serat, khususnya pectin (serat larut air), yang dapat digunakan untuk bahan pembuat gel atau jeli. Manfaat pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya.
Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital andResearch center Morrabad, India menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi essensial. Jus jambu biji juga dianggap berkhasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue.
Selain buah, daun jambu biji, yang mengandung senyawa karotenoid dan polifenol, dikenal sejak lama sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare.
Bukan hanya buah dan daunnya, biji dari jambu ini juga dimanfaatkan untuk diolah dengan cara diambil minyaknya. Wikipedia menyebutkan biji jambu dimanfaatkan dalam industri kosmetik dan kuliner. Minyak dari biji jambu batu ini merupakan sumber dari senyawa beta-karoten, vitamin A, vitamin C, tembaga, zinc, dan selenium.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...