Jarak Pagar, Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan
SATUHARAPAN.COM – Jarak pagar merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Lama dikenal sebagai bahan pengobatan, saat ini jarak pagar makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya.
Jarak pagar, dikutip dari ipb.ac.id, menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi, yaitu sebesar 30 persen sampai 50 persen.
Buah jarak pagar berbentuk bulat telur dengan diameter 2 cm sampai 4 cm dan berwarna hijau ketika masih muda serta kuning ketika masak. Bijinya berbentuk lonjong, berwarna cokelat kehitaman. Minyak jarak pagar kasar berwarna kekuningan sangat prospektif untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel .
Selain bijinya mengandung minyak, jarak pagar, dikutip dari ub.a.c.id, mempunyai banyak manfaat karena memiliki karakterististik sebagai tanaman obat. Pada skala nasional, melalui Instruksi Presiden No 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar, jarak pagar menjadi komoditi unggulan bahan baku biodisel yang diharapkan menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan dan memberikan keuntungan ekonomis kepada petani.
Pemerian Botani Tanaman Jarak Pagar
Jarak pagar, yang memiliki nama ilmiah Jatropha curcas,L., dikutip dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id, adalah salah satu species dari familia Euphorbiaceae, satu keluarga dengan karet dan ubi kayu. Tanaman ini mudah ditemukan di sekitar kita, biasanya digunakan sebagai tanaman pagar sehingga sering disebut jarak pagar.
Jarak pagar, dikutip dari uns.ac.id, adalah tumbuhan perdu dengan tinggi tanaman 1-7 m, bercabang tidak teratur. Batang berkayu, silindris, bila terluka mengeluarkan getah.
Daunnya daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama. Warna daun hijau, permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding bagian atas.
Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul di ujung batang atau ketiak daun.
Buah berbentuk bulat telur, berwarna hijau ketika muda dan kuning jika masak. Buah terbagi 3 ruang yang masing-masing ruang diisi 3 biji. Biji berbintik-bintik menyerupai serangga. Biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30-40 persen.
Tanaman jarak pagar sudah dikenal di tingkat masyarakat luas. Dikutip dari bpatp.litbang.pertanian.go.id, beberapa nama lokal diberikan untuk tanaman ini, seperti jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa), baklawah, nawaih (Aceh), jarak kosta (Sunda), paku kare (Timor), peleng kaliki (Bugis), kalelkie paghar (Madura), jarak pager (Bali), lulumau, paku kase, jarak pagar (Nusa Tenggara), kuman nema (Alor), jarak kosta, jarak walanda, binalalo, tondo utomene (Sulawesi), ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku), lulang (Karo).
Minyak jarak pagar,dikutip dari bpatp.litbang.pertanian.go.id, dapat diolah menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi minyak dengan pereaksi methanol. Hasil ikutan berupa bungkil biji dicetak menjadi briket dengan unit pencetak briket. Setelah dikeringkan briket digunakan untuk bahan bakar tungku. Kompor ini telah disosialisasikan di masyarakat di Desa Banyuputih, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Menurut Wikipedia, pengembangan pemanfaatan minyak jarak pagar sebagai bahan bakar melalui pendekatan ilmiah di Indonesia dimulai sejak tahun 1997 di ITB dengan fokus ekstraksi minyak.
Daging dan buah jarak pagar dikutip dari uns.ac.id, meski tidak bisa dikonsumsi manusia, dapat digunakan untuk pupuk hijau dan produksi gas. Sementara biji jarak dari varietas tidak beracun bisa digunakan untuk pakan ternak.
Produk utama dari tanaman jarak adalah minyak, namun sisa bahan berupa bungkil dan sludge dapat dimanfaatkan dari buah jarak. Produk pendamping tersebut antara lain biobriket, pupuk organik, pakan ternak, serta juga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan sabun mandi dan kosmetik.
Manfaat Herbal Tanaman Jarak Pagar
Mengutip dari uns.ac.id, nama ilmiah Jatropha curcas, mencerminkan khasiatnya. Dalam bahasa Yunani, jatros berarti dokter, dan trophe berarti makanan. Dengan kata lain, Jatropha curcas berarti tanaman obat.
Di Indonesia terdapat berbagai jenis jarak, antara lain jarak kepyar (Ricinus communis), jarak bali (Jatropha podagrica), jarak ulung (Jatropha gossypifolia, L.) selain jarak pagar (Jatropha curcas). Tanaman jarak yang memiliki potensi sebagai sumber bahan bakar alternatif adalah jarak pagar (Jatropha curcas), yang dalam bahasa Inggris disebut physic nut.
Uji fitokimia dari ekstrak kasar kulit batang, daun, akar, kulit kayu, dan biji tanaman jarak pagar, seperti dikutip dari unand.ac.id, menunjukkan adanya kandungan alkaloid, karbohidrat steroid, terpenoid, flavonoid, saponin, dan tanin .
Kulit batang tanaman jarak pagar, melalui beberapa penelitian sebelumnya pada tikus, menunjukkan khasiat sebagai antidiare. Ekstrak etanol dari kulit batang tanaman jarak pagar juga menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dan antijamur.
Tim peneliti dari Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, meneliti uji efektivitas daya hambat getah daun jarak pagar terhadap Streptococcus mutans. Streptococcus mutans adalah bakteri utama penyebab karies gigi, salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut paling menonjol di Indonesia.
Tanaman jarak pagar sering digunakan dalam pengobatan tradisional di daerah Minahasa. Tim peneliti dari Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FK Universitas Sam Ratulangi Manado itu menggelar penelitian untuk mengetahui efek antibakteri getah daun jarak pagar terhadap bakteri Streptococcus mutans. Hasilnya menunjukkan, getah daun jarak pagar memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Andi Bau Susilowati AR, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, dalam skripsinya untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi, meneliti pengaruh getah tanaman jarak pagar terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Tanaman jarak pagar mengandung saponin, flavanoid, dan tanin, yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri jenis Staphylococcus aureus.
Berdasar pada kenyataan semua bagian dari jarak pagar telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional, dan berdasarkan teori getah jarak pagar memiliki manfaat untuk mengobati infeksi jamur dalam mulut, Andi Susilowati meneliti untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh getah jarak pagar terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro.
Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh getah jarak pagar terhadap daya hambat Staphylococcus aureus.
Tim peneliti dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, meneliti efektivitas salep getah jarak pagar 10 persen dan gentamisin 0,1 persen terhadap percepatan penyembuhan luka bakar derajat II pada kulit mencit (Mus musculus).
Melalui penelitian itu, mereka bertujuan mengetahui tingkat efektivitas penyembuhan luka bakar derajat II dengan pemberian salep getah jarak pagar 10 persen dan pemberian salep gentamisin 0,1 persen pada kulit mencit (Mus musculus). Mereka berkesimpulan salep getah jarak pagar 10 persen memiliki potensi mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II pada kulit mencit.
Deepak Patil, dkk dari Institut Haffkine, Mumbai, India, meneliti sitotoksisitas ekstrak daun jarak pagar dan potensinya menghambat protein hemaglutinin virus influenza. Influenza adalah penyakit pernapasan serius yang dapat melemahkan dan menyebabkan komplikasi yang menyebabkan rawat inap dan kematian.
Meskipun vaksin influenza dapat mencegah infeksi virus influenza, satu-satunya opsi terapeutik untuk mengobati infeksi virus influenza adalah agen antiviral. Tanaman jarak pagar , dikenal dengan berbagai kegunaan obat. Aktivitas antimikroba, antikanker, dan anti-HIV-nya telah dikenal dengan baik. Karena aktivitas spektrumnya yang luas, telah diteliti terbukti ekstrak daun jarak pagar berpotensi menghambat protein hemaglutinin virus influenza.
Hasil penelitian memberikan informasi yang menunjukkan potensi ekstrak jarak pagar dalam pengobatan infeksi virus influenza A (H1N1), dengan toksisitas penurunan dan pencegahan infeksi yang mapan dengan menghambat protein hemaglutinin. Ekstrak dan turunannya ini dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai obat antiinfluenza spektrum luas untuk pencegahan dan penanganan infeksi oleh berbagai jenis virus influenza dengan studi mekanistik lebih lanjut tentang antiinfluenza.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...