Jaysh Al-Islam Akui Gunakan Senjata Kimia di Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Kelompok pemberontak Suriah, Jaysh Al-Islam, mengaku menggunakan senjata "terlarang" dalam pertempuran melawan milisi Kurdi di Aleppo, Suriah.
Pernyataan kelompok, seperti diberitakan Russia Today, disampaikan setelah ada laporan penggunaan gas dan senjarta kimia dalam penembakan di distrik Sheikh Maqsood di Aleppo.
Kelompok Islam garis keras ini tidak menyebutkan bahan kimia apa yang digunakan, tetapi menyatakan bahwa kelompok itu akan menghukum mereka yang bertanggung jawab.
Pernyataan kelompok itu berbunyi: "Selama bentrokan salah satu pemimpin brigade Jaysh Al-Islam menggunakan (senjata) yang dilarang dalam semua bentuk konfrontasi."
Korban selamat dari serangan senjata kimia sedang dirawat.
Kelompok ini mengklaim bahwa komandan brigade tersebut telah dipanggil ke pengadilan militer, di mana diputuskan dia harus bertanggung jawab. "Situasi ini bertentangan dengan piagam Jaysh Al-Islam," kata kelompok itu.
Distrik Sheikh Maqsud di Aleppo diserang dengan mortir yang mengandung bahan kimia pada hari Kamis (7/4).
Bulan Sabit Merah Kurdi, mengkonfirmasi laporan bahwa bahan kimia telah digunakan dalam serangan itu. "Gejala-gejala mereka yang terkena dampak serangan adalah tersedak yang menegaskan bahwa mereka keracunan akibat dari penggunaan gas beracun dilarang seperti klorin atau agen lainnya. Semua pasien kami memiliki gejala yang sama," kata Dokter Wallat Mamu kepada Russia Today.
Kelompok bersenjata Kurdi, YPG, juga menegaskan bahwa bahan beracun telah digunakan oleh kelompok Islamis, menurut situs RIA Novosti.
"Kami mengkonfirmasi informasi mengenai penggunaan senajat kimia oleh kelompok Islamis, yang bertindak di bawah naungan Turki, dari bahan beracun di lingkungan Maqsood dari Aleppo. Efek senjata kimia telah diderita puluhan warga sipil," kata markas pusat YPG.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...