Jejak Racun yang Digunakan Meracuni Alexei Navalny Ditemukan di Botol Minuman di Hotel
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Racun syaraf Novichok yang digunakan untuk meracuni pemimpin menggunakan Rusia, Alexei Navalny, terdeteksi pada botol air kosong dari kamar hotelnya di kota Tomsk, Siberia. Ini menunjukkan bahwa ia diracun saat berada di hotel dan bukan di bandar udara seperti yang diperkirakan pertama kali.
Sebuah video diposting di akun Instagram Navalny yang menunjukkan bahwa anggota timnya telah menggeledah kamar yang baru saja ia tinggalkan di Hotel Xander, Tomsk pada 20 Agustus, satu jam setelah mereka tahu bahwa dia jatuh sakit dalam keadaan yang mencurigakan.
“Diputuskan untuk mengumpulkan semua hipotetis yang berguna dan menyerahkannya kepada dokter di Jerman. Fakta bahwa kasus itu tidak akan diselidiki di Rusia cukup jelas,” bunyi postingan itu seperti dikutip dari Reuters, hari Jumat (18/9/2020).
Video kamar hotel yang ditanggalkan menunjukkan dua botol air di atas meja, dan satu lagi di meja samping tempat tidur. Tim Navalny, yang terlihat mengenakan sarung tangan pelindung, memasukkan barang ke dalam kantong plastik biru.
"Dua pekan kemudian, laboratorium Jerman menemukan jejak Novichok tepatnya di botol air dari kamar hotel Tomsk," kata postingan itu.
“Dan kemudian lebih banyak laboratorium yang mengambil analisis dari Alexei, bahwa itulah yang meracuni Navalny. Sekarang kami mengerti: itu dilakukan sebelum dia meninggalkan kamar hotelnya untuk pergi ke bandar udara,” sambung postingan itu.
Sebelumnya, para pembantu Navalny mengatakan mereka curiga ia diracuni dengan secangkir teh yang diminumnya di bandar udara Tomsk.
Mantan wakil menteri energi dan sekutu Navalny, Vladimir Milov, menyatakan telah mengakali dinas keamanan Rusia FSB dengan pemikiran cepat mereka. "Mereka mengambil bukti dari depan hidung mereka dan mengirimkannya ke luar negeri," katanya.
Sekutu Navalny lainnya, Georgy Alburov, mengatakan kepada Reuters bahwa botol-botol itu terbang bersama Alexei ketika ia diterbangkan ke Jerman pada 22 Agustus lalu.
Navalny adalah lawan politik Presiden Vladimir Putin paling menonjol meski ia belum membentuk partainya sendiri. Investigasi tentang korupsi resminya, yang dipublikasikan di YouTube dan Instagram, telah menjangkau jutaan penonton di seluruh Rusia.
Navalny jatuh sakit parah dalam penerbangan di Rusia bulan lalu dan diterbangkan ke Berlin untuk perawatan. Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia telah menetapkan bahwa dia diracuni oleh racun saraf Novichok, racun yang dikembangkan oleh militer Uni Soviet, meskipun Rusia membantahnya dan menyatakan tidak menemukan bukti. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...