Jelang Olimpiade, Mantan Pesepak Bola Prihatin Kondisi Brasil
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Mantan pesepak bola Brasil, Rivaldo Vitor Borba Ferreira atau yang biasa disapa Rivaldo merasa prihatin dengan kondisi negaranya yang mengalami kekurangan di berbagai sektor, padahal pada Agustus 2016 negara di kawasan Amerika Selatan tersebut akan mengadakan pesta olahraga negara dunia.
“Brasil semakin jelek," kata Rivaldo seperti dikemukakan di CNN International, hari Kamis (12/5). Mantan pesepak bola yang membantu negaranya memenangi Piala Dunia pada 2002 tersebut bahkan memberi pesan yang lebih tegas. “Jangan datang ke Brasil, sudah tinggalkan saja,” kata mantan pesepak bola berusia 47 tahun tersebut.
Rivaldo mengatakan kepada banyak orang lewat media sosial tentang kekerasan mengganggu kota Rio De Janeiro. Mantan pesepak bola yang pernah memperkuat AC Milan dan Barcelona tersebut mengemukakan pada Sabtu (7/5) telah terjadi pembunuhan yang menewaskan perempuan berusia 17 tahun di Rio De Janeiro, kota di Brasil yang akan menyelenggarakan ajang multi olahraga empat tahunan tersebut.
Rivaldo menyebut peristiwa pembunuhan tersebut tidak hanya menipiskan rasa percaya diri bagi atlet asing yang akan bertanding, namun kredibilitas Brasil di Olimpiade akan turun, sehingga dia berkesimpulan Brasil belum pantas menyelenggarakan Olimpiade yang dijadwalkan berlangsung mulai 5 sampai dengan 21 Agustus 2016 tersebut.
Anggapan tersebut dibantah Sekretaris Pariwisata kota Rio De Janeiro, Antonio Pedro Viegas yang mengemukakan pihaknya justru menunggu semua atlet dan pendukungnya dari berbagai penjuru dunia.
“Kami tahu saat ini banyak orang sudah tahu masalah kami, tapi saya yakin banyak orang akan terkejut dengan keindahan Rio De Janeiro dan kehangatan orang-orangnya,” kata Viegas seperti yang dia kemukakan di CNN International.
Permasalahan Sektor Kesehatan
Dalam pengamatan CNN International Brasil memiliki beberapa permasalahan di luar olahraga antara lain kesehatan. Beberapa waktu lalu kota Recife, di wilayah Timur Brasil, ditetapkan pemerintah Brasil sebagai kota percontohan bebas dari virus Zika.
Namun di sisi lain CNN International memperkirakan kredibilitas masyarakat internasional terhadap Brasil akan menurun karena banyak negara akan mengeluarkan larangan bepergian ke negara yang terdampak virus tersebut.
Permasalahan Politik
Kondisi politik dalam negeri Brasil saat ini tidak stabil, karena menurut BBC hari Kamis (12/5) Michael Temer ditunjuk sebagai presiden ad-interim menggantikan Dilma Rouseff.
Rousseff sejak lama mendapat tuduhan terlibat korupsi perusahaan minyak negara Petrobras sejak 2011. Senat Brasil memutuskan untuk memakzulkan Rousseff, setelah sidang Majelis Tinggi Senat menghasilkan keputusan 55 suara mendukung dan 22 suara menolak.
Wakil Presiden Michel Temer menggantikannya sebagai kepala negara sementara. Laki-laki berusia 75 tahun tersebut mempunyai latar belakang sebagai dosen hukum.
Permasalahan Lingkungan
Beberapa waktu lalu, atlet layar putra Jerman, Heiko Kroeger kecewa karena kondisi lingkungan Teluk Guanabara, Brasil yang akan digunakan cabang olahraga layar tidak layak untuk Olimpiade 2016.
“Biasanya saat saya berlayar saya bebas bisa membuka mulut, namun saat saya beruji coba di sana (Teluk Guanabara, Rio De Janeiro, red) saya harus selalu tertutup agar menghindari cipratan air kotor,” kata dia seperti diberitakan Telegraph, akhir Februari 2016.
Kroeger mengemukakan tidak hanya dia yang merasa ketakutan, namun banyak atlet lain akan merasa terancam kesehatan karena polusi air tersebut.
Dia menjelaskan banyak sampah yang menggenang di teluk tersebut seperti pakaian yang sudah tidak terpakai, botol bekas minuman, makanan bekas yang bahkan menurut dia jumlahnya lebih banyak daripada jumlah ikan di teluk tersebut, sehingga dia meragukan kebersihan dan kesiapan Brasil untuk Olimpiade 2016.
Dalam kesempatan terpisah, Ahli Pemeliharaan Lingkungan Berkelanjutan dari sebuah lembaga swadaya Masyarakat yang berbasis di Belanda, Clean Urban Delta Initiative, Yvon Wolthuis turut berkomentar tentang kondisi teluk tersebut.
“Guanabara Bay (Teluk Guanaraba, red) begitu tercemar, saya melihat kita membutuhkan banyak dana untuk memecahkan ini dan ini tidak bisa ditunda,” kata Wolthuis seperti diberitakan The Guardian awal Februari 2016.
Wolthuis mengemukakan apabila hendak menangani masalah lingkungan tersebut tidak hanya cukup mengandalkan satu pemerintahan, dan satu jenis teknologi. “Ini membutuhkan dana cukup besar,” kata Wolthuis.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...