Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 06:43 WIB | Selasa, 20 September 2016

Jelang Pulang, Jemaah Harus Jaga Pola Makan dan Istirahat

Ilustrasi. Sejumlah jamaah haji asal Kabupaten Tegal bersujud syukur setelah tiba ditanah air di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (19/9) malam. Sebanyak 359 jamaah haji asal Kabupaten Tegal yang tergabung pada kloter pertama tiba di tanah air setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah. (Foto: Antara /Aloysius Jarot Nugroho)

MEKKAH, SATUHARAPAN.COM – Penghubung Kesehatan Daker Mekkah dr. Ramon Andreas  mengimbau jemaah haji menjaga pola makan dan istirahat agar kesehatan terjaga saat menunaikan ibadah haji.

Seperti yang diberitakan situs resmi Kementerian Agama, hari Senin (19/9), Ramon mensinyalir faktor psikologis berupa rasa ingin pulang ikut mempengaruhi kejiwaan jemaah, di tengah rasa lelah dan selera makan yang menurun.

Padahal, lanjut Ramon, makan dan istirahat adalah sebuah keharusan, terlebih setelah jemaah menjalani prosesi Armina yang sangat melelahkan dan menguras tenaga, serta kondisi alam berdebu.

“Saya bilang dari awal bahwa makan itu pakai otak. Saya harus makan. Kalau tidak makan tentu akan semakin lemas. Dengan makan, kalau sakit, paling tidak (terpenuhi kebutuhan fisiknya),” kata dia.

Selain makan cukup, jemaah juga diimbau cukup istirahat. Semua aktivitas, lanjut Ramon, harus diukur berdasarkan kemampuan fisik dan hal itu yang paling tahu adalah jemaah itu sendiri. Kalau ada jemaah yang terjatuh di masjid lalu sakit dan bahkan meninggal, bisa jadi karena yang bersangkutan awalnya terlalu memaksakan diri dengan kondisi fisiknya untuk beraktivitas padahal sebenarnya sudah kelelahan. “Mensiasiatinya dengan istirahat. Tahu diri dengan kemampuan kita,” kata dia.

Berdasar data situs resmi Kementerian Agama, grafik angka jemaah haji Indonesia yang wafat pasca fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) pada musim haji ini cenderung bergerak naik. Tercatat tiga hari pasca Armina atau terhitung 16 September 2016, total 40 jemaah haji Indonesia wafat: 14 pada hari pertama, 16 pada hari kedua, dan 10 pada hari ketiga.

Dari 40 jemaah yang wafat pasca Armina, 15 jemaah haji wafat di pemondokan, 13 di RS Arab Saudi, sembilan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Klinik Sektor, dua di perjalanan, dan satu jemaah wafat di Masjid.

"Apalagi orang-orang yang sudah tua. Sebagian besar yang wafat memang yang berisiko tinggi. Ada satu orang yang wafat umur 37 tahun, kelihatannya ada diabetes dan gangguan jantung,” kata Ramon Andreas.

“Begitu mulai terasa tidak enak, segera berobat," kata dia.

Namun, kata Ramon, faktor yang berperan dalam proses penyembuhan tidak hanya obat. Dia menjelaskan obat sebagus apapun tidak akan menyembuhkan, bila seorang jemaah haji tidak menjaga pola istirahat. (kemenag.go.id)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home