Jelang Waisak, Umat Buddha Diajak Wujudkan Kepedulian Sosial
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Ditjen Bimas Buddha Nyoman Suriadarma mengajak umat Buddha Mahayana untuk meningkatkan rasa bakti dan keyakinan terhadap Buddha, Dharma, dan Sangha, serta meningkatkan rasa kepedulian sosial dan toleransi.
Ajakan tersebut disampaikan pada Upacara Pemandian Buddha Rupang dalam rangka Waisak yang diselenggarakan oleh Sangha Mahayana Indonesia (SMI) di Jakarta Utara, Minggu (20/5).
Nyoman Suriadarma mengungkapkan, kepedulian sosial dan toleransi diperlukan untuk meningkatkan kerukunan antarumat Buddha, antarumat beragama, dan pemerintah. Semangat kepedulian dan toleransi juga merupakan impelementasi ajaran Buddha.
“Umat Buddha harus proaktif dalam ikut mewujudkan kesejukan rasa, toleransi, pengertian dan penerimaan dengan mengutamakan nilai-nilai nonsektarian dan menjaga semangat Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.
Upacara Pemandian Buddha Rupang dalam tradisi Mahayana merupakan upaya untuk meningkatkan keyakinan kepada Triratna dan upaya menangkal radikalisme. Tumbuhnya paham radikalisme menjadi ancaman bagi kehidupan keagamaan di Indonesia.
“Paham-paham radikal keagamaan mengancam kehidupan keagamaan di Indonesia,” sambungnya.
Diungkapkan juga, makna dari upacara ini agar manusia bersahabat dengan alam. Lingkungan yang baik mendukung kehidupan spiritual. Melalui upacara ini, umat berupaya menyatukan diri dengan kesucian Buddha dengan harapan kekotoran batin lenyap.
Upacara pemandian Buddha Rupang merupakan momentum umat Buddha di bulan Waisak untuk mengenang perjuangan Pertapa Siddharta dalam usaha mencapai Penerangan Sempurna. Kesempurnaan yang diraih dengan mendermabaktikan bagi kemanusiaan, bagi kebahagiaan manusia dan makhluk hidup merupakan wujud cinta kasih universal. (kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...