Jemaat Ahmadiyah Kecam Teror dan Kekerasan Sarinah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) mengecam aksi tindakan terorisme dan kekerasan yang berkaitan dengan ledakan bom di kawasan Sarinah, Jakarta, hari Kamis (14/1).
“Mengecam yang mendalam atas segala bentuk teror dan kekerasan yang merusak nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai agama,” kata Yendra Budiana, Juru Bicara dan Sekretaris Pers JAI seperti tertuang dalam pernyataan resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia, hari Kamis (14/1) di situs resmi, Ahmadiyah.id.
Ia menambahkan JAI turut mengungkapkan bela sungkawa yang mendalam kepada seluruh korban, dan menyerukan kepada seluruh anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia untuk tetap tenang.
“Meningkatkan keamanan dan terus memperbanyak doa kepada Allah Swt. sebagaimana yang disampaikan oleh Khalifah Islam Ahmadiyah seluruh dunia Hazrat Mirza Masroor Ahmad atas kondisi keamanan dunia yang semakin bergolak,” kata dia.
JAI mengimbau seluruh elemen masyarakat dan bangsa untuk tetap tenang, bersatu menjaga persatuan, menghindari sikap saling curiga serta saling dukung melawan segala bentuk teror dan kekerasan.
“Mendukung sikap pemerintah melawan teror dan radikalisme apapun motifnya serta meminta pemerintah meningkatkan jaminan keamanan untuk seluruh warganya,” ia mengakhiri penjelasannya.
Siaran Pers Jemaat Ahmadiyah Indonesia Terkait Teror Bom Sarinah Thamrin, Jakarta https://t.co/t29sZ7yMMU @WartaAhmadiyah
— Ahmadiyah Indonesia (@AhmadiyahID) January 14, 2016
Kronologis Serangan Sarinah
Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya) Irjen Pol Tito Karnavian dalam jumpa pers di Istana Merdeka, di Jakarta, hari Kamis (14/1) petang, seperti diberitakan Antara menjelaskan kronologi serangan teror di Kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.
Menurut Tito peristiwa terjadi lebih kurang pukul 10.50-10.55 WIB. Terjadi kontak senjata dengan anggota Polda Metro Jaya, namun kemudian situasi dapat dikuasai dalam waktu lebih kurang 20-30 menit.
Peristiwa terjadi diawali dengan serangan di Starbucks Cafe yaitu masuknya satu orang pelaku dan diawali dengan ledakan bom bunuh diri. Aksi itu mengakibatkan adanya korban luka-luka dan kepanikan, kemudian pengunjung cafe yang saat itu ada, keluar berhamburan. Serangan tersebut menewaskan warga Kanada yang meninggal dunia.
Tito menyebutkan pada saat yang sama, ada dua orang yang menyerang Pospol Lalu Lintas di Simpang Sarinah. Saat itu ada satu orang anggota Polsek Menteng yang sedang bertugas di sana. Pospol diserang dengan bom bunuh diri sehingga anggota polisi terluka, sementara pelakunya meninggal dunia.
Saat itu, lanjut Tito, ada satu warga masyarakat juga yang terkena pecahan ledakan dan juga meninggal dunia. Pada saat itu juga ada tim dari personel Polda Metro Jaya yang akan melaksanakan pengamanan demonstrasi di Monas dipimpin oleh Kabiro Operasi.
"Saat itu pas sedang ada di situ langsung berhenti, dan kemudian mendengar ledakan turun, dan kemudian diserang menggunakan tembakan dan lemparan granat atau bom rakitan yang mirip granat," kata Tito.
Kemudian terjadi kontak tembak, anggota Polsek yang ada di sekitar Sarinah dan di jalan yang ada di sekitar Sarinah membantu sehingga ada empat orang anggota kepolisian Polres Jakarta Pusat yang terkena tembakan pada bagian kaki dan perut.
"Pelaku berhasil dilumpuhkan dalam kontak tembak lebih kurang 15 menit. Dua pelaku berhasil ditembak, kemudian situasi sudah berhasil dikuasai dalam waktu kurang lebih 20-25 menit," katanya
Setelah menguasai lokasi, polisi kemudian melaksanakan penyisiran di TKP, di Starbucks maupun Pospol Lalu Lintas Jalan MH Thamrin.
"Kita undang Brimob dan Pasukan Sabhara dari Polres dan Polsek yang juga di-backup oleh Kodam Jaya melakukan pengepungan, untuk meng-clear-kan apakah mungkin ada pelaku yang lain," katanya.
Ia menyebutkan Skyline Building dimana ada Starbucks Cafe disisir lantai per lantai, dan tidak ada pelaku di sana. Kemudian Gedung Jaya juga disisir dan dinyatakan clear.
Setelah itu Polda Metro Jaya melakukan clearing device untuk meyakinkan bahwa tidak ada lagi bom lain.
Pada saat clearing device ada lagi ditemukan enam bom, 5 bom kecil sebesar kepalan tangan berbentuk granat tangan rakitan, dan satu lagi bom yang lumayan besar sebesar kaleng biskuit.
"Jadi semua ada enam yang berhasil kita amankan. Kemudian dari pelaku yang meninggal itu juga kita sita satu senpi sejenis FN rakitan," kata Tito.
Ia menyebutkan setelah olah TKP di jalan Thamrin selesai, kemudian pihaknya membuka kembali jalan MH Thamrin yang sempat ditutup dari kedua arah.
"Sementara itu olah TKP di Pospol dan kafe masih berlangsung dan hari ini diupayakan selesai, Insya Allah besok akan kita tuntaskan semua," kata Kapolda Metro Jaya itu. (ahmadiyah.id/Ant).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...