Jembatan di China Runtuh, 12 Orang Tewas, 30 Orang Hilang
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Sebuah jembatan runtuh akibat hujan deras di China utara menewaskan 12 orang dan menyebabkan 30 orang hilang, kata media pemerintah pada hari Sabtu (20/7).
Sebagian besar wilayah China utara dan tengah telah dilanda hujan lebat dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan banjir dan kerusakan yang signifikan.
Jembatan di Provinsi Shaanxi barat laut itu ambruk "akibat hujan deras dan banjir bandang" pada hari Jumat malam, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.
Ke-12 korban di kota Shangluo ditemukan di dalam lima kendaraan yang ditemukan dari sungai di bawah jembatan, kata Xinhua.
Setidaknya 31 orang masih hilang dan penyelidikan awal menunjukkan bahwa 17 mobil dan delapan truk telah jatuh ke sungai, tambahnya. Gambar-gambar di televisi pemerintah menunjukkan sebagian bagian jembatan terendam air dengan derasnya sungai di atasnya.
Seorang saksi mata mengatakan kepada media lokal bahwa ia telah mendekati jembatan tetapi pengemudi lain mulai "berteriak kepada saya untuk mengerem dan menghentikan mobil".
"Sebuah truk di depan saya tidak berhenti" dan jatuh ke dalam air, kata saksi mata yang bermarga Meng.
Presiden China, Xi Jinping, telah mendesak "upaya habis-habisan" untuk menemukan mereka yang masih hilang, kata Xinhua.
Di provinsi barat daya Sichuan, lebih dari 30 orang dilaporkan hilang pada hari Sabtu setelah badai petir dahsyat menyebabkan banjir bandang di kota Ya'an, menurut penyiar negara CCTV.
Pada hari Jumat, media pemerintah melaporkan sedikitnya lima orang tewas dan delapan orang hilang setelah hujan memicu banjir dan tanah longsor di kota Baoji, Shaanxi.
Televisi pemerintah menyiarkan gambar-gambar lingkungan yang sepenuhnya terendam oleh air berlumpur, dengan ekskavator dan penduduk berusaha membersihkan kerusakan.
Cuaca Ekstrem
Provinsi Gansu yang merupakan daerah semi-gurun, yang berbatasan dengan Shaanxi, dan Henan di China bagian tengah juga dilanda hujan lebat pekan ini.
Di kota Nanyang, Henan, curah hujan yang setara dengan curah hujan selama setahun turun pada awal minggu ini, menurut CCTV.
Dan di provinsi Sichuan di barat daya, dua orang dilaporkan tewas dan tujuh lainnya hilang pada hari Jumat setelah hujan lebat memicu tanah longsor, kata Xinhua.
China mengalami musim panas dengan cuaca ekstrem, dengan hujan lebat di wilayah timur dan selatan yang turun sementara sebagian besar wilayah utara dilanda gelombang panas berturut-turut.
Perubahan iklim, yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh emisi gas rumah kaca, membuat fenomena cuaca ekstrem seperti ini lebih sering terjadi dan lebih intens.
Pada bulan Mei, jalan raya di China selatan ambruk setelah hujan selama berhari-hari, menyebabkan 48 orang tewas.
Bulan ini, tornado melanda sebuah kota di China timur yang menewaskan satu orang, melukai 79 orang, dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...