Jepang Cek Video Sandera Jepang Dibunuh NIIS
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Jepang menyatakan mereka sedang meneliti kebenaran sebuah video yang menampilkan seorang sandera Jepang bernama Haruna Yukawa, yang ditawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/ISIS/IS), telah dibunuh.
Dalam pernyataan usai menggelar sidang kabinet darurat pada Sabtu (24/1), Perdana Menteri Shinzo Abe mengecam video itu sebagai "tidak masuk akal dan tak termaafkan”.
Abe juga mengatakan, Jepang "tidak akan menyerah pada terorisme".
Selasa lalu NIIS mengancam akan membunuh dua sandera warga Jepang Yukawa dan Kenji Goto kecuali Jepang membayar tebusan 200 juta dolar AS dalam waktu 72 jam.
Video yang beredar hari Sabtu (24/1) itu menampilkan sandera Kenji Goto memegang foto yang tampaknya adalah mayat Haruna Yukawa, dan permintaan baru dari NIIS untuk pembebasan dirinya.
Pejabat Dewan Keamanan Nasional AS Patrick Ventrell mengatakan AS juga berusaha meneliti keaslian video tersebut dan berkoordinasi dengan Jepang.
Kepala sekretaris kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan foto di video "yang menampilkan jasad orang Jepang" adalah "tindakan keji dan tak termaafkan".
"Kami sangat mengutuk tindakan ini," katanya. "Kami minta sandera yang tersisa, Kenji Goto segera dibebaskan."
Namun ada keraguan mengenai apakah video yang dirilis pada Sabtu itu memang berasal dari NIIS.
Tidak seperti video-video kejadian serupa sebelumnya, rekaman terakhir itu tidak menampilkan logo media NIIS, dan hanya berisi pesan audio dengan gambar diam. Sementara video serupa sebelumnya selalu gambar bergerak.
Kenji Goto dikenal sebagai jurnalis lepas dan pembuat film dokumenter. Sedangkan Yukawa dilaporkan ke Suriah untuk mendirikan sebuah perusahaan kontraktor militer swasta.
Dalam video yang dirilis pada hari Selasa, seorang pria bertopeng berdiri di belakang dua sandera yang berlutut, Yukawa dan Goto dan menuntut uang tebusan.
Jumlah tebusan 200 juta dolar AS adalah sebesar jumlah bantuan non militer dari Jepang untuk negara-negara yang berjuang melawan NIIS. (bbc.com)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...