Jepang, Musim Semi Tahun Ini Tanpa Festival Sakura
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Keindahan Jepang pada musim semi adalah bunga-bunga sakura yang bermekaran, tetapi tahun ini bunga-bunga itu akan kehilangan banyak festivalnya.
Festival-festival sakura di Jepang dibatalkan karena kekhawatiran penyebaran virus corona baru yang mematikan. Jepang termasuk yang paling terdampak wabah virus yang dinamai COVID-19 yang berasal dari China dan menyebar secara global.
Perayaan musim semi tradisional di Tokyo dan Osaka, yang menarik jutaan orang yang ingin melihat bunga berwarna putih dan merah muda itu, tidak akan berjalan sesuai rencana pada bulan April.
"Kami sungguh-sungguh minta maaf untuk mereka yang menantikan pertunjukan... tapi tolong beri kami pengertian Anda," kata Japan Mint di Osaka, hari Jumat (28/2) dikutip AFP.
Peristiwa bunga sakura lainnya yang juga dinanti-nantikan oleh penduduk setempat dan wisatawan, kemungkinan akan mengikuti jejak Osaka, menurut media setempat.
Penyelenggara Nakameguro Cherry Blossom Festival di Tokyo mengatakan bahwa orang masih bisa menikmati pohon Cherry dengan bunga-bunga yang mekar, yang tumbuh di sepanjang jalan umum.
Pohon-pohon di Tokyo akan segera mekar penuh, dan orang-orang bersama teman, keluarga dan kolega datang ke taman untuk perayaan, termasuk menikmati sake, salah satu minuman khas Jepang.
Pembatalan festival sakura ini dilakukan karena pihak berwenang meningkatkan upaya untuk mengatasi wabah virus corona di Jepang, yang telah melaporkan lebih dari 230 terinfeksi dan lima kematian.
Sekolah telah ditutup dan pemerintah mendesak orang untuk bekerja di rumah dan menghindari pertemuan besar. Operator Disneyland dan DisneySea di Tokyo mengatakan pada hari Jumat (28/2) bahwa taman-taman itu ditutup selama sekitar dua pekan karena virus itu. Hal yang sama dilakukan Universal Studios Jepang di Osaka.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...