Jepang Naikkan Anggaran Pertahanan, Rekor Tertinggi Menjadi Rp 868 Triliun
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Jepang pada hari Jumat (22/12) menyetujui rekor anggaran pertahanan senilai US$56 miliar (setara Rp 868 triliun) untuk tahun fiskal berikutnya, seiring meningkatnya ketegangan dengan China dan Korea Utara.
Rancangan anggaran sebesar 7,95 triliun yen itu untuk tahun fiskal 2024-25 telah disetujui oleh kabinet, sejalan dengan janji Perdana Menteri Fumio Kishida untuk meningkatkan belanja pertahanan selama beberapa tahun ke depan.
Jepang mempunyai konstitusi paska perang (PD II) yang bersifat pasifis, yang membatasi kapasitas militernya pada tindakan yang bersifat defensif.
Namun negara ini memperbarui kebijakan keamanan dan pertahanan utama tahun lalu, secara eksplisit menguraikan tantangan yang ditimbulkan oleh China dan menetapkan tujuan untuk menggandakan belanja pertahanan ke standar NATO yaitu dua persen dari PDB pada tahun 2027.
Anggaran pertahanan yang diumumkan pada hari Jumat mencakup 370 miliar yen untuk membangun dua kapal perang baru yang dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal Aegis yang dikembangkan Amerika Serikat.
Jepang juga berencana untuk menghabiskan 734 miliar yen untuk menopang kapasitas pertahanan negara yang “berkebuntuan” seperti pembelian rudal. Dan sekitar 75 miliar yen akan digunakan untuk pengembangan bersama pencegat untuk menembak jatuh rudal hipersonik.
Anggaran tersebut juga mencakup biaya yang disetujui Jepang untuk dibayarkan kepada Amerika Serikat atas relokasi pasukan AS di Jepang.
Anggaran pertahanan tersebut merupakan bagian dari rencana pengeluaran Jepang sebesar 112,07 triliun yen (setar Rp 12.198 triliun) pada tahun fiskal berikutnya, turun dari rekor 114,4 triliun yen pada tahun sebelumnya.
Jepang ingin secara signifikan memperluas kapasitas pertahanan negaranya karena khawatir dengan ambisi militer China yang semakin besar.
Invasi Rusia ke Ukraina juga memicu kekhawatiran bahwa China mungkin akan mengambil alih Taiwan, negara demokrasi dengan pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.
Peluncuran rudal Korea Utara dan kemungkinan uji coba nuklir di masa depan juga telah mendorong Jepang untuk meningkatkan belanja pertahanannya.
Awal tahun ini, Kishida mengatakan Jepang akan membeli 400 rudal Tomahawk dari Amerika Serikat. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...