Jerman dan Israel Teken Perjanjian Pertahanan Udara Senilai U$3,5 Miliar
Jerman membeli peluru kendali (Rudal) hipersonik Arrow 3 buatan Israel.
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Jerman pada hari Kamis (28/9) menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi sistem peluru kendali (Rudal) hipersonik Arrow 3 buatan Israel yang akan menjadi bagian penting dari pertahanan Eropa terhadap serangan udara.
Penandatanganan perjanjian tersebut merupakan “hari bersejarah” bagi kedua negara, kata Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, pada konferensi pers bersama timpalannya dari Israel, Yoav Gallant.
Bernilai sekitar US$3,5 miliar, penjualan tersebut merupakan kesepakatan terbesar yang pernah dilakukan industri militer Israel. Sistem Arrow 3 akan membuat “pertahanan udara Jerman siap untuk masa depan,” kata Pistorius.
Jerman telah memimpin upaya untuk memperkuat pertahanan udara NATO di Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, dan mendesak sekutunya untuk membeli sistem pencegahan bersama-sama.
“Kita bisa melihat serangan harian Rusia terhadap Ukraina betapa pentingnya pertahanan anti serangan udara,” kata Pistorius.
Penandatanganan kesepakatan tersebut merupakan “peristiwa yang mengharukan bagi setiap orang Yahudi”, mengingat kembali peristiwa Holocaust, kata Gallant.
“Hanya 80 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua, Israel dan Jerman hari ini bergandengan tangan dalam membangun masa depan yang lebih aman,” katanya.
Proyek Perisai Langit Eropa
Sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow 3, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal di atas atmosfer bumi, cukup kuat untuk memberikan perlindungan bagi negara-negara tetangga Uni Eropa.
Sistem ini dikembangkan dan diproduksi oleh Israel dan Amerika Serikat, dan penjualannya memerlukan persetujuan dari Washington sebelum diselesaikan.
Sistem ini pertama kali digunakan di pangkalan angkatan udara Israel pada tahun 2017.
Arrow 3 adalah "sistem seluler" yang dapat digunakan tergantung pada ancaman yang dihadapi, menurut produsen Israel, Aerospace Industries.
Dana untuk kesepakatan tersebut berasal dari dana penting sebesar 100 miliar euro yang dikucurkan oleh Kanselir Olaf Scholz untuk meningkatkan pertahanan negara setelah serangan Rusia di Ukraina.
Lebih dari selusin negara Eropa sejauh ini telah menandatangani proyek pertahanan udara bersama Jerman, Inisiatif Perisai Langit Eropa.
Proyek Sky Shield akan melibatkan pengadaan bersama untuk sistem jarak pendek, menengah dan panjang, termasuk Iris-T buatan Jerman, sistem Patriot Amerika dan Arrow 3.
Namun beberapa negara tetangga Jerman sejauh ini menolak untuk menandatangani perjanjian tersebut, termasuk Perancis dan Polandia.
Para pejabat di Paris justru mendukung sistem pertahanan udara yang menggunakan peralatan Eropa. Berlin memperkirakan sistem Arrow 3 akan dikirimkan pada kuartal terakhir tahun 2025. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...